INFOKINI.ID, JAKARTA– Di tengah arus globalisasi yang kuat, ancaman intoleransi dan perpecahan, ideologi militan, serta ketidakadilan menjadikan tantangan tersendiri dalam menanamkan nilai-nilai luhur Pancasila kepada anak-anak. Tidak hanya sebagai hapalan semata, seyogyanya setiap sila Pancasila harus mampu dihayati dan diamalkan oleh anak-anak Indonesia sejak dini. Oleh karenanya, dibutuhkan peran orangtua dan institusi pendidikan untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dan memberikan contoh keteladanan pada anak demi mewujudkan anak Indonesia sebagai generasi Pancasila.
“Selain memastikan hak-hak anak-anak terpenuhi, terutama di masa pandemi, membekali mereka dengan nilai-nilai luhur Pancasila juga penting untuk dilakukan. Dalam memberi pemahaman nilai-nilai Pancasila kepada anak-anak kita, alangkah baiknya jika kita bisa memberi contoh konkret kepada mereka. Untuk mempraktikkan pemahaman yang sudah anak-anak miliki, buka kesempatan seluas-luasnya bagi mereka untuk ikut berperan dalam aksi-aksi nyata. Mulailah libatkan anak sebagai mitra yang sejajar dengan kita, yang suaranya kita dengar dan pertimbangkan,” ujar Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga pada Webinar “Pancasila dalam Tindakan: Anak Indonesia, Generasi Pancasila” yang diselenggarakan oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila RI (BPIP RI), pada Senin (10/8/2020) seperti tercantum dalam rilis Kemen PPPA.

Dalam memberikan contoh konkret pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan kepada anak-anak, Menteri Bintang juga mengajak agar menyertakan tiap sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. “Untuk menyertakan sila Pertama, kita tanamkan kepada anak-anak untuk menyertakan Tuhan dalam setiap langkah. Sila Kedua, ajaklah anak untuk meningkatkan rasa persaudaraan, saling membantu, dan bergotong royong. Sila Ketiga, marilah pahami bahwa Bhinneka Tunggal Ika bukan hanya slogan semata, melainkan harus kita pegang erat, agar kita tidak mudah dipengaruhi oleh orang yang ingin memecah belah. Sila Keempat, ajak anak untuk menjunjung tinggi demokrasi dan hargai pendapat sekecil apapun karena semua mempunyai kesempatan yang sama. Dan terkait Sila Kelima, ajak anak untuk ikut merangkul semua pihak untuk bisa maju bersama-sama,” jabarnya.
Hal senada juga disampaikan Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Seto Mulyadi atau akrab disapa Kak Seto. Kak Seto mengatakan selain harus dihapalkan oleh anak-anak, Pancasila harusnya juga mampu dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari dengan contoh keteladanan. “Penanaman nilai-nilai Pancasila juga dapat dilakukan dengan cara yang menyenangkan dan kreatif, diantaranya dengan membacakan dongeng rakyat, atau membuat permainan tebak lagu nasional dan daerah,” ujarnya. Terkait praktik nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan, Peraih Ikon Prestasi Pancasila sekaligus Duta Perkumpulan Sepak Bola Uni Papua, Gabriel Edoway juga bercerita bahwa nilai gotong royong sangat ia tanamkan dalam kehidupan sehari-harinya, terutama dalam permainan sepak bola. Gabriel juga berharap agar semangat gotong royong yang ada dalam Pancasila dapat ditanamkan dalam karakter setiap individu.
Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila BPIP RI, Yudian Wahyudi mengatakan banyak tantangan baru yang dihadapi oleh anak-anak di generasi saat ini. Yudian berharap, anak-anak Indonesia dalam sikap dan perilakunya mampu mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Namun kenyataannya, saat ini anak-anak kita mengalami beberapa tantangan dalam mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Tantangan tersebut diantaranya kurangnya spiritualitas dan moralitas, intoleran, perpecahan, sifat kesewenang-wenangan atau egois, dan ketidakadilan. Pendapat lain tentang pentingnya ditanamkan nilai pancasila pada gerenasi muda juga ditekankan Deputi Bidang Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) BPIP, Baby Siti Salamah, Deputi Bidang Pengkajian dan Materi BPIP RI, FX Adji Samekto.(*)
















