Yayasan Amirah dan Kemenko PMK Sosialisasi Nilai-nilai Revolusi Mental Bagi Perempuan dan Anak

Suasana kegiatan sosialisasi (Infokini/Saddam)

INFOKINI.ID, MAKASSAR – Yayasan Perempuan dan Anak Indonesia Amirah berkerjasama dengan Kementerian Kordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menggelar sosalisasi di Hotel Continent Makassar, Rabu (23/12/2020).

Solialisasi tersebut mengangkat tema “Nilai-nilai Revolusi Mental Bagi Perempuan dan Anak”. Diikuti sebanyak 100 orang dimana 50 peren peserta diikuti secara Online melalui virtual meeting dan 50 persen secara offline.

Dalam kegiatan ini juga, yang menjadi pemateri yakni Kasubid Pengembangan Nilai dan Budaya, Deputi bidang revolusi mental pemajuan kebudayaan dan prestasi olahraga Kemenkon PMK, Alfian Nur Ahmad, serta Staf Khusus Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Ulfah Mawardi.

Ketua Yayasan Amirah, Musdalifah Yakkob mengungkapkan bahwa, kegiatan sosialisasi seperti ini rutin dilakukan oleh Yayasan Amirah berkerjasama dengan pihak-pihak terkait.

“Kami sudah banyak mengadakan kegiatan, seperti di Gowa kita pernah melaksanakan sosialisasi. Kemarin kita juga melakukan kegiatan di PAUD bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan,” tutur Musdalifah, dalam sambutannya.

Musdalifah mengatakan bahwa, kegitan ini berhubungan dengan nilai-nilai revolusi mental bagi perempuan dan anak.

“Jadi kita fokusnya memang pada perempuan dan anak, tidak keluar dari persoalan perempuan dan anak. Dalam materi juga tadi sudah dijelaskan sedikit dari Bapak Kasubid dan dari staf ahli Kementerian PPPA,” paparnya.

Ia kembali menegaskan bahwa, fokus utama dari sosialisasi ini terkait persoalan pembelajaran nilai-nilai revolusi mental pada pemberdayaan perempuan dan anak.

Misalnya, lanjut dia, pemahaman tentang tindak kekerasan berupa hal-hal kecil bahkan terkadang disepelekan. Salah satunya membentak kepada anaknya, namun tidak disadari.

“Terkadang kita sebagai orang tua tidak sadar bahwa itu sudah bagian kecil dari tindak kekerasan, tapi kita tidak sadari. Yang kita pikir itu bagaimana caranya kita berbicara lembut ketika anak berbuat kesalahan,” pungkasnya.

Penulis: Muh Saddam/A

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *