Gubernur Sulsel Resmikan Jembatan Penghubung 11 Desa di Bone

Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah bersama Bupati Bone, Andi Fashar M Padjalangi, meresmikan Jembatan Desa Watu, Kecamatan Cenrana Kabupaten Bone (Humas Pemprov)

INFOKINI.ID, BONE – Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah meresmikan jembatan Desa Watu, Kecamatan Cenrana Kabupaten Bone, Sabtu (9/1/2021).

Jembatan sepanjang 80 meter dan lebar 7 meter ini sendiri nantinya akan menghubungkan Desa Watu dengan 11 desa lainnya yang ada di Kecamatan Cendrana Bone.

Menurut Nurdin, masyarakat Kecamatan Cendrana tentu sangat bersyukur karena sejarah jembatan ini mulai dari pincara, kemudian jembatan darurat, hari ini Bupati Bone sudah permanenkan.

“Saya kira ini sebuah kesyukuran bagi masyarakat Cendrana karena jembatan ini menghubungkan sebelas desa ke Utara,” kata Nurdin.

Pria yang kerab disapa NA ini menuturkan bahwa, hadirnya jembatan ini dapat memperlancar distribusi produk pertanian masyarakat. Bahkan, jembatan ini secara otomatis akan menjadi urat nadi perekonomian.

“Kalau ekonomi berkembang kesejahteraan masyarakat juga ikut meningkat, mudah-mudahan kita bisa terus berinovasi dengan Pemkab untuk menghadirkan kebutuhan masyarakat,” jelasnya.

Proyek jembatan Cenrana ini memakan anggaran sebanyak Rp 11 miliar yang berasal dari dana bantuan APBD Sulsel dan dirampungkan dalam jangka waktu enam bulan.

Sementara itu lanjutnya, konstruksi jembatan bangunan bawah terdiri dari konstruksi tiang pancang dan bangunan atas terdiri dari rangka baja tipe C plus.

Sementara itu, Bupati Bone, Andi Fashar Mahdin Padjalangi menyebutkan bahwa jembatan ini bisa terwujud berkat program bantuan keuangan Pemprov untuk daerah.

“Alhamdulillah berkat program Bapak Gubenrur memperhatikan seluruh daerah di seluruh Sulawesi Selatan dengan program bantuan keuangan alhamdulillah jembatan ini bisa kita gunakan,” ujarnya.

Warga Desa Watu, Muhammad Tahir (57) mengaku senang. Pembangunan jembatan membuatnya berhasil membawa hasil panennya hingga ke Kota Bone.

“Sebelum jadi jembatan tidak pernah sampai di Kota Bone, dan ongkosnya bisa dua kali lipat dari sekarang,” tuturnya.

Tahir mengungkapkan bahwa, sebelum jembatan ini berdiri, masyarakat yang berada di sekitar harus merogoh kantong hingga Rp50 ribu untuk menyeberang sungai menggunakan mobil.

Namun, kata dia saat ini dirinya bersama masyarakat cukup mengeluarkan ongkos sebanyak Rp10 ribu untuk membawa hasil pertaniannya hingga ke Kota Bone.

“Lancar, senang kalau ada hasil panen lancar, tidak bayar lagi kalau menyeberang, hasil tani bisa dibawa ke Kota Bone,” ungkapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *