INFOKINI.ID, MAKASSAR – Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah bersama Bupati Wajo Amran Mahmud dan Bupati Sidrap Dollah Mando memantau langsung lewat udara Daerah Aliran Sungai (DAS) yang terhubung dengan Danau Tempe, Kabupaten Wajo, pada Ahad (10/1/2021).
Nirdin Abdullah menuturkan bahwa, pendangkalan yang terjadi di Danau Tempe berasal dari produksi sedimen akibat aktivitas pembukaan lahan ilegal di sekitar daerah konservasi.
“Ini tentu kita harus menjaga DAS agar produksi sedimen yang masuk ke Danau Tempe ini semakin mengecil, maka tadi kita melihat kondisi aliran sungai baik Sungai Walanae dan sekitarnya ada beberapa pembukaan lahan baru lagi padahal harusnya kita berharap tidak ada lagi alih fungsi lahan karena di atas ini adalah daerah konservasi,” katanya usai melakukan peninjauan.
Pemerintah Pusat melalui Balai Besar Pompengan telah melalukan rekayasa dengan membuat sembilan pulau hasil pengerukan Danau Tempe.
Namun, sebut Nurdin, upaya ini tidak menyelesaikan persoalan banjir akibat aktivitas pembukaan lahan ilegal di tiga kabupaten yakni Soppeng, Wajo, dan Sidrap.
“Kuncinya satu adalah daerah konservasi ini harus dijaga betul-betul menjadi daerah konservasi, jangan terus terjadi pembukaan lahan-lahan baru untuk alih fungsi lahan,” jelas NA.
Na mengatakan, Pemprov Sulsel akan segera melakukan koordinasi bersama Dinas Kehutanan untuk menghentikan aktivitas pembukaan lahan ilegal.
“Kita melihat daerah DAS Walanae walaupun yang ada di Soppeng dan Wajo sudah terjadi lagi pembukaan lahan baru, ini kan tidak kelihatan di mana-mana, makanya kita akan lakukan koordinasi cepat dengan Dinas Kehutanan,” ujarnya.
Olehnya itu, sebutnya, hal tersebut menjadi catatan penting yang akan disampaikan ke kehutanan dan akan disampaikan ke masing-masing daerah untuk betul-betul harus dihentikan.
“Kecuali memang yang sudah terbuka ini akan kita coba rekayasa mungkin kita harus kembangkan tanaman-tanaman produktif yang bernilai ekonomi,” terang mantan Bupati Bantaeng ini.
Lebih lanjut, ia mengharapkan hutan yang saat ini masih ada dapat dipertahankan tanpa alih fungsi lahan.
“Kita berharap hutan yang masih utuh itu kita pertahankan, jangan lagi ada perambahan dan alih fungsi karena kasihan setiap tahun masyarakat menikmati banjir,” tutupnya.
















