INFOKINI.ID, MAKASSAR – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Makassar meminta Pemerintah Kota lebih transparan dan terus melakukan sosialisasi untuk meyakinkan masyarakat terkait vaksinasi Covid-19. Pasalnya, realisasi vaksin Covid-19 di Kota Makassar tahap pertama dianggap masih sangat minim.
Ketua Komisi D Bidang Kesejahteraan Rakyat DPRD Kota Makasaar Abdul Wahab Tahir mengatakan banyaknya penyebab sampai vaksinasi tidak terakomodasi banyak. Sebab, orang sebelum vaksinasi, dilakukan asensi khusus.
“Kayak tanya-tanya apa sebagainya. Dan dalam pada saat proses atensi khusus itu wawancara maka didapatkanlah beberapa orang yang secara ilmu kesehatan tidak memenuhi syarat untuk melakukan vaksinasi,” jelasnya.
Namun, menurut Wahab, yang paling penting dalam vaksinasi ini adalah sosialisasi dan edukasi.
“Sosialisasi dan edukasi itu sangat penting, kalau masif ini bagaimana bisa lah ini kan soal bagaimana meyakinkan orang. Maka rakyat juga tidak bisa dilarang, untuk mencari informasi ke mana-mana,” tuturnya.
Untuk itu, Ia mengatakan pemerintah belum maksimal dalam melakukan pendekatan ke masyarakat terhadap upaya vaksinasi tersebut. Sehingga, opini masyarakat terpecah.
“Sosialisasi dan edukasi ini penting, ini kita tidak lihat sekarang, padahal ini bisa memberikan balance terhadap informasi yang menyebar soal vaksin,” ujarnya.
Sementara itu, sebelumnya Dinas Kesehatan Kota Makassar melaporkan realisasi vaksin Covid bagi Nakes baru mencapai 2.000. Jumlah tersebut masih jauh dari target vaksinasi dimana total Nakes yang akan divaksin ada sebanyak 15.000.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar, Agus Djaja Said mengatakan perampungan vaksinasi ditarget akhir bulan Februari ini. Dia menargetkan vaksinasi terhadap Nakes sebanyak 500 orang per hari.
“Ini yang harus kita percepat. Jadi kita target mudah-mudahan setiap hari ada 500 orang per hari (bisa divaksin),” katanya
Agus juga mengungkapkan sejumlah hambatan juga sudah dirampungkan pihaknya. Diantaranya sistem daring yang beberapa waktu lalu sulit terkonfirmasi akibat lambatnya hasil registrasi.
Akibat persoalan ini vaksinasi perharinya sejak tanggal 14 Januari lalu hanya bisa dirampungkan hingga 120 orang masih jauh dari target yaitu 500 orang.
Meski demikian upaya ini telah disiasati pihaknya dengan meminta persetujuan Provinsi dan Kementrian. Nakes diperkenankan mendaftarkan diri secara manual yang kemudian penginputan dilakukan setelahnya.
“Kemarin kan kita harus daftar dulu di IPcare. Sekarang daftar saja dulu manual, nanti baru diinput masuk ke dalam IPcare-nya,” ucapnya.
Sementara itu, tahap dua vaksinasi juga sementara berjalan, upaya vaksinasi tersebut diharapkan dapat berjalan lancar sehingga pemerintah dapat beralih ke kelompok selanjutnya.
















