Bersitegang saat Launching E-aspirasi, Ini Penjelasan Syahar dan Arfandy Idris

Wakil Ketua DPRD Sulsel, Syaharuddin Alrif bersama Ketua DPRD Sulsel, Andi Ina Kartika Sari serta Arfandily Idris ()

INFOKINI.ID, MAKASSAR – Launching E-aspirasi Sekretariat DPRD Sulawesi Selatan menuai perdebatan dari beberapa anggota. Pasalnya, ada beberapa anggota yang menilai bahwa launching ini tidak masuk dalam agenda rapat paripurna internal yang dilakukan di Gedung DPRD Sulsel, Rabu (23/6/2021) kemarin.

Di lain sisi ada anggota yang berpendapat bahwa launching ini masuk dalam agenda rapat paripurna, karena pimpinan rapat telah mengumumkan di awal terkait agenda tersebut.

Arfandy Idris saat itu berpendapat bahwa launcing E-aspirasi ini tidak masuk dalam agenda paripurna internal sehingga dirinya meminta pimpinan rapat untuk menutup rapat kemudian melauncing aplikasi tersebut.

“Ini apa ini? (peluncuran E-Aspirasi) kan tidak masuk dalam agenda. Tutup itu, tutup!,” kata Arfandy saat interupsi pada rapat paripurna.

Namun, pimpinan rapat, Syaharuddin Alrif, tetap meminta operator melanjutkan peluncuruan aplikasi E-aspirasi ini meski dalam suasana tegang.

“Ini (aplikasi) kan untuk kebaikan kita bersama. Sudah saya bacakan dari tadi (sebelum rapat, bahwa dirangkaikan dengan peluncuran). Aplikasi E-aspirasi ini dari Kasubag dan sudah lama,” beber Syahar, lalu menutup rapat intern.

Meski tetap dilanjutkan pelauncingan E-aspiradi kemarin, namun kedua anggota DPRD Sulsel, yakni Wakil Ketua DPRD Sulsel Syaharuddin Alrif dan legislatir Fraksi Golkar Arfandy Idris hampir saja adu “jotos” setelah rapat paripurna internal kemarin.

Namun hari ini, keduanya terlihat kembali mesra.

Menanggapi itu, Syaharuddin Alrif mengatakan bahwa, kemarin kisruhnya dirinya ingin melauncing E-aspirasi, tapi diminta agar dihentikan.

“Lagian kan sudah masuk agenda rapat paripurna, karena ini untuk kepentingan masyarakat agar mencegah Covid-19 varian Delta,” ujar Syahar akronim namanya, saat dikonfirmasi sejumlah awak media, Kamis (24/6/2021).

“Jadi ini bermanfaat bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi, tidak lagi langsung mendatangi Sekretariat DPRD Sulsel,” lanjutnya.

Syahar menuturkan bahwa, dirinya menerima kalau intrupsinya beberapa kali disampaikan, tapi yang tidak diterima adalah caranya menyampaikan karena berteriak dan minta dihentikan.

“Menyampaikan pendapat lewat intrupsi boleh, tapi yang ndak saya terima berteriak sambil meminta untuk dihentikan,” tutur legislator Fraksi NasDem ini.

Sementara itu, Arfandy Idris menyikapi hal tersebut, menyampaikan maaf terkait dengan persoalan yang terjadi pada rapat paripurna internal tersebut

“Saya menyampaikan permohonan maaf pada Wakil Ketua DPRD apabila ada pernyataan atau sikap saya yang tidak berkenan dalam rapat paripurna DPRD,” tutur Arfandy.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *