Maju di Pilkada 2024, Para Tokoh Politik Harus Berkontribusi di Pileg

Direktur Eksekutif PT IPI, Suwadi Idris Amir (Saddam)

INFOKINI.ID, MAKASSAR – Direktur Eksekutif PT Indeks Politica Indonesia (PT IPI) Suwadi Idris Amir menuturkan bahwa, para politisi yang ingin maju di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 harus terlebih dahulu fokus bekerja di kontestasi Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 mendatang.

Bahkan, calon yang non partai politik (Parpol) atau bukan kader parpol, juga harus ikut berkontribusi di pileg. Karena dirinya yakin orang yang menatap pilkada sudah bermain di pileg 2024.

“Karena hasil dari pemilu 2024 ini yang dijadikan penentu untuk maju di Pilkada Gubernur dan Bupati/Walikota,” ujar Suwadi saat ditemui di Cafe Pagi Hari, Jalan Boulevard Makassar, Selasa (6/7/2021).

Menurutnya, bagi bakal calon gubernur, walikota dan bupati yang tidak main di Pileg, tentunya akan ketinggalan kereta, karena orang yang maju pasti dominan bermain di kontestasi tersebut.

“Pasti dia sudah berkontribusi ke partai, sehingga untuk meyakinkan partai agar mengusung dia tidak susah,” jelasnya.

Sama halnya kata dia, dengan kader partai, yakin partainya sudah mengatur kader-kadernya yang akan dipersiapkan di pileg dan ada menatap pilkada 2024.

“Artinya yang menatap pilkada tidak akan maju di pileg. Jadi, banyak memang saat ini kader partai itu kebingungan atau dilematis,” kata Suwadi.

Salah satunya, bupati yang sudah berakhir masa jabatannya, apakah akan maju di DPR RI ataukah malah menunggu berakhir masa jabatannya sampai Desember dan tetap maju di Pilkada.

“Kalau misalnya dia maju di pileg dan terpilih berarti masa jabatannya kan pendek berarti ada sekitar 10 bulan yang dia buang. Ini otomatis membuat mereka dilematis,” tandasnya.

Ia juga menambahkan bahwa, tentunya konsentrasi eliet parpol pasti lebih condong ke Pileg, adapun misalnya terkait Pilkada Gubernur, Bupati dan Walikota itu sangat tergantung hasil Pemilihan Presiden (pilpres).

“Karena orang pasti main full karena orang sudah membangun jaringan dari awal. Di sini memang dibutuhkan kejelihan bagi parpol dan eliet agar tidak salah memilih koalisi,” tutur Suwadi.

“Boleh netral asalkan finansial kuat. Jadi menurut saya yang menatap 2024 itu harus memiliki kekuatan yang kuat,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *