INFOKINI.ID, MAKASSAR – Sejumlah jalan rusak di Makassar dikeluhkan warga lantaran menjadi satu-satunya akses yang dapat dilintasi sehari-hari saat pergi bekerja maupun sepulang kerja.
Jalan rusak tersebut akibat bekas galian proyek Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) Losari.
Proyek tersebut terjadi di enam kecamatan yakni Makassar, Tamalate, Mamajang, Mariso, Ujung Pandang, dan Wajo.
Merespons hal itu, Komisi C DPRD Makassar telah melakukan sidak pada 3 jalan yang berbeda pekerjaan IPAL, di antaranya, Jalan Lembu, Rajawali, dan Pelanduk.
Didampingi Dinas PU Kota Makassar dan Satuan Pekerja Pengelola, seluruh Anggota Komisi C DPRD Makassar memperhatikan satu per satu pekerjaan IPAL.
Anggota Komisi C DPRD Makassar, Muchlis Misbah mengungkapkan bahwa sidak tersebut berangkat dari laporan dari masyarakat. Pasalnya, pekerjaan IPAL pada tiga jalan tersebut belum diperbaiki sehingga bisa membahayakan pengguna jalan saat melintas.
“Kami Komisi C DPRD Makassar akan meminta kepada pemerintah dan pihak pengelola yang bertanggung jawab terhadap pekerjaan tersebut untuk segera diperbaiki,” kata Muchlis, Kamis, 19 Agustus 2021.
Ia meminta kasus kerusakan akibat pekerjaan IPAL tak berulang. Menurutnya, pengelola setiap proyek pekerjaan di jalanan harus selalu memperhatikan keselamatan pengguna jalan.
“Saya kira hal ini akan menjadi pembelajaran kepada pemerintah untuk kedepannya setiap pekerjaan jalan yang telah selesai dikerja untuk selalu memperhatikan keselamatan masyarakat sebagai pengguna jalan,” tuturnya.
Kerusakan jalan juga terjadi di Jalan Mappaodang, Kecamatan Tamalate. Pasalnya, hampir setiap pekan terjadi kecelakaan lalu lintas yang menimbulkan korban jiwa.
Terbaru, seorang anak berusia 5 tahun menjadi korban tabrakan. Bahkan, para korban kecelakaan itu umumnya adalah para anak.
Sebab itu mesti ada langkah nyata dari pemerintah untuk menekan angka kecelakaan akibat jalan rusak. “Untuk itu kami meminta perhatian serius dari pemerintah agar tidak ada lagi korban jiwa,” tegas Risal, warga setempat.
Menurutnya, hingga saat ini belum ada tanda-tanda perbaikan sementara kecelakaan dan kemacetan terus terjadi sepanjang hari. Ia meminta langkah cepat dari pemerintah untuk segera melakukan perbaikan.
Basri, salah satu pengendara yang selalu lewat di Jalan Mappaodang saat berangkat kerja mengaku debu bertebaran di jalan tersebut menjadi makanan sehari-hari.
“Mata selalu merah sebelum sampai ke kantor karena debu. Saya beberapa kali hampir jatuh, jalannya juga kan jadi rusak,” ungkapnya. (*)
















