INFOKINI.ID, GOWA– Aksi geng motor yang meresahkan masyarakat, menuai komentar tajam dari sejumlah masyarakat. Di Kabupaten Gowa, kelompok geng motor tak hanya melukai tetapi juga membuat cacat korbannya. Ironisnya para pelaku yang masih di bawah umur menjadi dilema dari sisi hukum.
Salah seorang warga masyarakat, Rahmawati Achmad menilai usia di bawah umur tak bisa menjadi pembenaran dan keringanan dari aksi brutal para geng motor. Karena menurut warga Kecamatan Bontomarannu ini, apapun namanya kebrutalan yang tindakan melukai orang lain harus berganjar. Bahkan wanita yang berprofesi sebagai salah seorang tenaga medis ini secara tegas menyarankan agar pihak kepolisian mengangkut para orang tua pelaku, sebagai pihak yang bertanggungjawab terhadap pengawasan anaknya.
“Menyikapi perilaku begal dan geng motor yang dilakukan oleh anak dibawah umur tak boleh dibiarkan. Sebaiknya angkut orang tuanya ke kantor polisi. Karena mental anak-anak dibentuk oleh orang tuanya. Mental yang tidak stabil terbentuk karena orang tua yang tidak memahami pola didik anak. Jadi biarkan orang tuanya yang diangkut untuk diberikan pelajaran mental mengasuh anak. Di satu sisi anak yang menjadi pelaku begalpun akan berpikir untuk bertindak, mengingat orang tuanya yang akan menanggung akibat tindakannya.
Hal senada juga disampaikan Nurnaini, salah seorang tenaga pengajar di alah satu madrasah. Menurutnya, pelaku yang dibawah umur, bukan menjadi alasan untuk tidak dihukum. Karena hukuman akan menjadi efek jera. “Kalau tidak dihukum tidak ada efek jera atas kejahatan yang dilakukannya,” ujarnya.
Terpisah, Kapolres Gowa AKBP Tri Goffarudin menegaskan bahwa Polres Gowa akan menindak tegas bagi para pelaku kejahatan jalanan. Untuk mengatasi keresahan masyarakat akibat geng motor ini, Polres Gowa akan membentuk tim untuk memberantas aksi kejahatan jalanan tersebut.
Tidak hanya itu, Kapolres Gowa juga menghimbau kepada seluruh masyarakat Kabupaten Gowa agar bersama-sama menjaga situasi kamtibmas dan mengajak melihat aktifitas anak-anak remajanya agar tidak bergaul atau berkeluyuran hingga larut malam, yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat dan hal-hal yang tidak diinginkan.(*)
