15 Hektar Lahan di Julupa’mai Jadi Percontohan Padi Organik

Penanaman padi organik di Desa Julupa'mai.(Foto:ist)

INFOKINI.ID, GOWA– Perusahaan Daerah (Holding Company) Gowa Mandiri melakukan penanaman akhir budidaya padi organik pada luasan areal 15 hektare di Desa Julupa’mai, Kecamatan Pallangga, Kamis (12/5/2022). 

Wakil Bupati Gowa Abd Rauf Malaganni yang mewakili Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan menyebut, dengan adanya kerja sama ini Pemkab Gowa dapat memenuhi stok kebutuhan beras yang ada di Kabupaten Gowa maupun kebutuhan beras nasional.

“Oleh karena itu dilakukan secara bertahap di Kabupaten Gowa. Kita harapkan kerjasama ini dapat terus berlanjut dengan baik serta luas lahan yang dapat ditambah dan yang paling penting adalah sangat menguntungkan petani yang ada di Kabupaten Gowa. Dengan padi organik kita dapat menjaga lingkungan, ekosistem bahkan biaya pemeliharaan yang murah, mudah dan yang paling utama sehat untuk dikonsumsi,” terang Wabup Gowa.

Wabup juga merincikan bahwa percontohan padi organik ini dilakukan di kurang lebih 6 desa pada luasan 100 hektar, diantaranya Desa Julupa’mai 15 hektare, Desa Panyangkalang 5 hektar, Panakukang 23 hektare, Lempangan 50 hektare, Manjalling 5 hektare, dan Biringalla 3 hektare. 

Di kesempatan yang sama, Direktur Utama Perusda Gowa Mandiri Holding Company Rahmansyah menuturkan, 15 hektar ini bagian dari keseluruhan luas lahan di Desa Julupa’mai dari 100 hektar yang dijadikan sebagai areal percontohan padi organik. 

Rahmansyah menjelaskan perbedaan secara umum padi organik dan padi konvensional. Perbedaan kedua jenis padi ini ada pada cara penanganan dan juga hasil panen.  “Kalau padi konvensional itu menggunakan pupuk yang mengandung bahan kimia kalau padi organik tidak menggunakan bahan kimia. Artinya dari segi pertimbangan kesehatan sangat baik demikian halnya pada pertimbangan hasil panen, tentu jauh lebih melimpah jika dibandingkan dengan padi konvensional,” jelas Rahmansyah. 

Selain itu dari sisi pertimbangan ekonomis, Rahmansyah juga menyebut petani dimungkinkan tidak mengeluarkan uang sedikitpun dalam rangka budidaya ini.
“Karena petani bisa memproduksi pupuk sendiri bisa memproduksi pupuk padat sendiri. Hampir pasti mereka tidak mengeluarkan uang yang memang harus dilakukan oleh pemerintah. Jadi  bagaimana meyakinkan petani untuk merubah mentalitasnya bertani khususnya dari padi konvensional ke padi organik, karena hasilnya sangat luar biasa. Termasuk dari segi kesehatan sangat luar biasa,” terang Rahmansyah.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *