Kodam XIV/Hasanuddin Budidayakan Nila Sistem Bioflok, Pangdam: Kita Tekan Inflasi di Sulawesi

Budidaya iklan nila dengan sistem bioflok di Raider 700/WYC, yang ditinjau Pangdam XIV/Hsn Mayjen TNI Totok Imam Santoso, bersama stakeholder terkait.(Foto:ist)

INFOKINI.ID, MAKASSAR– Kodam XIV/Hasanuddin mulai memassifkan budidaya ikan nila dengan sistem bioflok. Untuk hal ini, dilakukan pelatihan budidaya ikan nila dengan sistem bioflok yang dimulai Rabu (2/11/2022) di Raider 700/Wira Yudha Cakti. Pelatihan selama tiga hari kepada personel di satuan jajaran Kodam XIV/Hsn diharapkan Pangdam XIV/Hasanuddin Mayjen TNI Totok Imam Santoso, bisa diaplikasikan di seluruh satuan. Sehingga selain sebagai upaya nyata atas dukungan TNI AD terhadap pemerintah di bidang ketahanan pangan, budidaya dengan bioflok ini juga akan memberikan dampak positif terhadap prajurit dan keluarganya. 
Pangdam juga mengapresiasi kepada satuan Raider 700/Wyc yang telah membudidayakan ikan nila dengan sistem bioflok ini. Jenderal bintang dua menyebut, bioflok juga menjadi upaya  TNI AD membantu pemerintah dalam menekan inflasi, khususnya di wilayah Kodam Hasanuddin, yaitu Sulsel, Sultra, dan Sulbar.

“Saat ini memang di Sulbar angka inflasi sudah berada di angka 5,56. Tinggal di Sulsel dan Sultra yang kita upayakan, karena angka inflasinya masih di kisaran 6 koma sekian. Kita berusaha tekan inflasi di Sulawesi. Oleh karena itu, kita perintahkan jajaran untuk massifkan ketahanan pangan. Kita bantu untuk menurunkan inflasi semampu kita. Termasuk dengan cara budidaya bioflok dan budidaya tanaman di polybag,” jelas pangdam, seraya menyebut bahwa pelatihan budidaya ikan sistem bioflok ini diikuti personil dari tiga korem, yaitu Sulbar, Kendari dan Sulsel.  

Pangdam juga menegaskan pelatihan ini merupakan tindak lanjuti perintah presiden, panglima TNI dan Kasad terkait ketahanan pangan dalam rangka mencegah dan menurunkan angka inflasi. “Harapan saya, semua hasilnya nanti tidak dijual ke luar Sulawesi. Sehingga bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, termasuk menurunkan inflasi di wilayah Sulawesi, dan membantu kehidupan prajurit Hasanuddin,” ujar orang nomor satu di Kodam Hasanuddin ini.

Hardy, Kabid Bidang Perikanan dari Dinas Perikanan Sulsel mengatakan, ikan nila salah satu merupakan komoditas andalan Sulsel. Menurutnya, ikan air tawar ini bahwa telah mencapai 11 ribu ton di tahun 2021 lalu. “Dengan bioflok yang merupakan teknologi rekayasa lingkungan, memungkinkan budidaya ikan nila di lahan yang sempit. Rekayasa ini juga tidak membutuhkan air yang banyak karena untuk pergantian air kita hanya butuhkan 10 hingga 20 persen air. Meski bioflok ini cocok dikembangkan di kawasan lahan yang sempit dan mendukung program ketahanan pangan serta pencegahan stunting,” ujar Hardy, yang juga menyebut bahwa untuk bioflok ini, yang perlu diperhatikan adalah listrik. Karena budidaya ini adalah menggunakan blower sebagai penambah oksigen dalam air.

Hadir di kesempatan yang sama, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Sulsel, Causa Iman Karana menegaskan , bahwa BI siap memberi dukungan terhadap program ketahanan pangan yang dimassifkan Kodam Hasanuddin. “Kita dihadapkan krisis energi dan pangan dan akan kita hadapi bersama-sama dengan seluruh unsur. Untuk inflasi memang kita masih cukup aman dibandingkan negara lain. Tetapi sebelum jauh, tentu kita tetap harus bersiap. Salah satu upaya adalah meningkatkan produktifitas dan menambah beberapa produk substitusi ikan. BI siap mensupport untuk bibit ikan maupun cabe serta tanaman lainnya, dengan memberikan bantuan guna peningkatkan produksi, sebagai upaya menekan harga dan menjadi langkah antisipasi kita,” jelas Causa.

Persit Kartika Chandra Kirana PD XIV Hasanuddin yang diwakili Ketua Bidang Kebudayaan, Oni Jumariah Tommy Mukti mengatakan, pada dasarnya persit sebagai organisasi istri prajurit tentu sangat terbantu dengan budidaya seperti ini. Tak hanya membantu ketersediaan pangan keluarga saja, tetapi juga bisa menjadi penghasilan tambahan bagi keluarga prajurit. “Hasil dari budidaya tanaman dan ikan ini sudah kita nikmati. Ke depan, bukan tidak mungkin kita mengembangkan kreatifitas untuk produk olahan, seperti kerupuk dan pepes ikan yang akan memberikan manfaat kepada anggota,” jelas Oni Tommy.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *