INFOKINI.ID, TATOR – BBM jenis solar subsidi dan Pertalite langka dalam beberapa hari terakhir di Tana Toraja dan Toraja Utara. Kelangkaan diduga dipicu oleh praktik penimbunan BBM.
Selain penimbunan, warga juga mensinyalir BBM subsidi jenis solar banyak yang diperjualbelikan ke industri di Morowali. Praktik ini diduga melibatkan SPBU.
“Hampir setiap hari habis di SPBU Toraja membuat para sopir dan pengusaha lainnya mengeluh. Ini ada oknum-oknum yang melakukan penimbunan dan jual beli ke Industri,” ujar Rizki, salah seorang warga kepada PEDOMANMEDIA, Jumat (13/10/2023/).
Menurut Rizki, BBM subsidi dominan dipasok ke Morowali untuk melayani Industri nikel. Praktik ini kata Rizki telah berlangsung sejak lama.
“Sudah lama praktik itu terjadi. Tapi tidak ada tindakan dari kepolisian. Semua jatah BBM subsidi untuk masyarakat diambil alih industri,” terang Rizki.
Senada Rizki, seorang warga Toraja lainnya menyoroti keterlibatan oknum aparat dalam jual beli BBM subsidi.
“Besar harapan kita agar dinas yang terkait bersama kepolisian bekerja sama turun lapangan mengawasi. Dulu kan ada oknum polisi yang bermain. Para oknum mafia tersebut sudah ditangkap dan dimutasi ke Polda Sulsel,” ucapnya.
Seorang sopir juga mengeluhkan panjangnya antrean di SPBU akibat kelangkaan BBM. Ia mengaku kerap antre hingga berjam jam, namun tak juga mendapatkan jatah BBM.
“Kadang saya antre jam 6 pagi sampai jam 9 pagi. Namun jam 10 ke atas BBM solar dan Pertalite sudah habis. Makanya harus datang pagi pagi. Di atas jam 10, kami sudah tak kebagian,” katanya.
Ia mengaku heran, kenapa BBM subsidi terlalu cepat kosong di Toraja. Padahal mobil pengguna solar jumlahnya tak seberapa.
“Makanya kami heran pak. Kenapa cepat sekali habis. Kami curiga solar subsidi ini dijual ke industri. Sampai kami yang jadi korban,” tandasnya.
















