INFOKINI.ID, GOWA – Hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 mencatat, Kabupaten Gowa berhasil memangkas angka prevalensi stunting sebesar 11,9% menjadi 21,1% pada 2023. Di 2022 angka stunting Gowa mencapai 33%.
Wakil Bupati Gowa sekaligus Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Gowa, Abdul Rauf Malaganni menyambut baik turunnya prevalensi stunting di Kabupaten Gowa. Menurutnya capaian ini berkat kolaborasi seluruh pihak.
“Ini wujud komitmen Pemkab Gowa. Alhamdulillah, hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023 sudah dirilis dari Kementerian Kesehatan RI. Di mana hasilnya menunjukkan bahwa prevalensi stunting di kabupaten Gowa menurun drastis dari 33 persen (tahun 2022) menjadi 21,1 persen (2023). Bahkan kita termasuk penurunan tertinggi kedua setelah Luwu Utara yang turun 14,3 persen. Ini tentunya tidak lepas dari upaya kita semua yang ikut terlibat,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa Abdul Haris Usman menyebut Pemkab Gowa melakukan berbagai upaya penanganan dalam penurunan angka stunting. Di antaranya intervensi spesifik yaitu intervensi yang berhubungan dengan peningkatan gizi dan kesehatan dan intervensi sensitif yaitu intervensi pendukung untuk penurunan kecepatan stunting, seperti penyediaan air bersih dan sanitasi.
“Kita terus melakukan berbagai cara misalnya pada intervensi spesifik kita sudah memiliki edaran Bupati Gowa terkait minum bersama Tablet Tambah Darah bagi remaja putri. Semua puskesmas di Gowa telah melaksanakan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) lokal sesuai dengan juknis, termasuk optimalisasi dapur sehat atasi stunting (Dashat) melalui inovasi Gassing Nganre dari Dinas PP dan KB,” jelasnya.
Selain itu, juga ada pelayanan ibu hamil yang berkualitas dengan pemeriksaan USG di semua puskesmas.
“Lalu kita juga fokus untuk pencegahan munculnya balita stunting baru dengan lebih mengawasi balita yang tidak naik berat badannya di posyandu, dan ibu hamil yang berisiko,” jelasnya.
Tak hanya itu pada intervensi sensitif kata Abdul Haris, pihaknya telah melakukan pencapaian cakupan UHC untuk Gowa di tahun 2023.
Ia berharap, Kabupaten Gowa mampu berkontribusi dalam program prioritas nasional yakni prevalensi stunting di Indonesia Tahun 2024 menjadi 14 persen.
“Insya Allah kita akan berupaya mencapai target nasional yaitu 14 persen stunting di tahun 2024. Salah satunya bagaimana kita meningkatkan kolaborasi dengan semua pihak agar dapat mencegah lahirnya bayi stunting baru,” lanjutnya.
Hal yang sama diungkapkan Kepala Dinas Pengendalian Pendudukan dan Keluarga Berencana (PPKB) Kabupaten Gowa, Sofyan Daud. Menurutnya capaian tersebut mampu diraih dengan berbagai intervensi melalui inovasi-inovasi yang dilakukan oleh seluruh pihak terkait.
“Kita memiliki inovasi Gassing Nganre di mana hampir semua pihak yang ada di Gowa ikut terlibat langsung dalam memberikan bantuannya. Di mana pelaksanaannya dilakukan melalui Dashat yang tersebar di 167 desa/kelurahan dengan melakukan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) menggunakan bahan makanan protein tinggi yang menyasar ibu hamil dan baduta,” tutupnya.
















