Harga Beras Melonjak, Pemprov Sulsel Klaim Stok Aman

INFOKINI.ID, MAKASSAR – Sekretaris Daerah (Sekda) Sulsel Jufri Rahman mengatakan, kenaikan harga beras pada beberapa daerah di Sulsel masih relatif normal. Jufri menyebut, stabilisasi bisa dilakukan lebih cepat dengan menormalisasi distribusi.

“Kami punya TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah). Mereka mencermati perkembangan harga. Kalau harga beras naik, pasti akan ada intervensi, misalnya lewat pasar murah atau GPM (Gerakan Pangan Murah). Harapannya, harga bisa stabil karena sebenarnya dari sisi stok kita aman,” ujar Jufri, Senin (7/7/2025).

Namun demikian, Jufri menyorot belum adanya distribusi stok beras dari Perum Bulog, yang dinilai turut berkontribusi terhadap naiknya harga di lapangan.

“Itu masalah internal mereka. Katanya belum ada petunjuk dari pusat soal SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan). Bisa juga karena pergantian pimpinan Bulog yang mendadak,” imbuh Jufri.

Jufri menolak anggapan bahwa kenaikan harga beras ini merupakan hal yang wajar.

“Mana ada kenaikan harga yang normal? Kenaikan itu, ya, harus ditangani. Harusnya stok beras lama segera dilepas. Kalau kelamaan di gudang, malah bisa rusak atau berkutu,” tutur Jufri.

Jufri juga memastikan bahwa komunikasi dengan pemerintah pusat telah dilakukan, meski tidak selalu dalam bentuk resmi.

“Saya yakin gubernur sudah mengambil langkah, mungkin tidak resmi dalam bentuk surat, tapi bisa saja langsung komunikasi dengan Menteri Pertanian. Kan, bisa saja lewat telepon. Jadi bukan berarti kami diam,” ucap Jufri.

Sementara itu, pantauan Harian Rakyat Sulsel, harga beras di pasar tradisional Makassar dan Gowa mengalami peningkatan signifikan sejak satu bulan terakhir. Kenaikan harga beras tersebut langsung dari pemasok sehingga para pedagang eceran harus mengikuti harga yang telah ditentukan.

Dari pemasok, para pengecer mendapatkan harga untuk satu karung berisi 50 kilo gram beras yang meningkat Rp 10 ribu hingga Rp 30 ribu lebih tinggi di banding bulan sebelumnya. Bila di bulan sebelumnya harga beras medium per karung di angka Rp 600 ribu, sekarang mengalami peningkatan menjadi Rp 645 ribu. Sedang untuk satu karung beras premium saat ini menyentuh harga Rp 770 ribu.

Pedagang beras eceran di Pasar Pabbaeng-baeng, Daeng Nambung mengaku tidak tahu alasan mengapa harga beras melonjak. Namun karena peningkatan harga tersebut pihaknya juga harus menaikkan harga beras perliter sebesar Rp1000 rupiah hingga Rp1500 rupiah.

“Tidak tahu juga alasannya kenapa naik, langsung dari distributor jadi kami cuma menyesuaikan harga,” ungkap Nambung.

Meski demikian, menurut dia minat beli beli masyarakat tidak mengalami penurunan. “Masyarakat tetap beli karena kebutuhan pokok, cuma mungkin lebih menyesuaikan ke harganya. Misalnya, yang sebelumnya beli beras yang cantik (premium), sekarang cari yang lebih di bawahnya (mediun). Untuk harga beras premium di kisaran Rp 15.400 dan untuk beras premium dikisaran Rp 12.900,” tutur dia.

Hal yang sama juga di ungkapkan pedagang beras eceran di Pasar Induk Minasa Maupa Kabupaten Gowa, Diana. Ia mengungkapkan harga beras dari pemasok sangat fluktuatif.

“Biasanya naik setiap dua hari, sudah beberapa minggu ini terjadi jadi kita menyesuaikan harga saja, di naikkan Rp 1000 rupiah perliter. Ini karena beras yang saya dapat dari pemasok naik Rp10 ribu hingga Rp20 ribu,” ujar Diana.

Menanggapi peningkatan harga beras di pasaran, Manajer Oprasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Kanwil Sulsel dan Sulbar, Lisnawati mengungkapkan sejauh ini stok beras di Bulog aman, hanya saja belum mendapat izin dari Bapanas untuk melakukan kegiatan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).

“Kalau beras CBP di Perum Bulog Kanwil Sulsel dan Sulbar sekarang ini ada 542 ribu ton, namun kami belum mendapat izin Bapanas yang disampaikan ke Perum Bulog yang selanjutnya kami pedomani untuk kegiatan stabilisasi harga beras,” beber Lisnawati.

Meski demikian, Lisnawati mengatakan pihaknya saat ini mendistribusikan beras premium ke pasaran untuk dijual kepada masyarakat.

“Dari Bulog selain beras SPHP ada beras premium juga yg dijual ke pasar-pasar. Beras premium HET-nya Rp.14.900 per kilogram,” ujar dia.

Lebih jauh, pihak Bulog juga melakukan pemeliharaan terhadap stok beras yang di kelola menyusul adanya kritikan yang menyatakan beras Bulog berkutu, terutama beras yang telah di stok sejak tahun lalu.

“Sulsel dan Sulselbar aman, kami melakukan perawatan yang intens dan pemantauan secara berkala terhadap komoditi yang kami kelola. Meski masih ada stok beras dari tahun 2024, namun kualitasnya masih bagus,” tutur dia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *