Puluhan Peserta Fashion Karnaval Bersaing Tampilkan Ragam Kreasi Busana Etnis Terbaik

Peserta dari Diskominfo-SP saat Malino Fashion Carnaval di Beautiful Malino 2025.

INFOKINI.ID, GOWA– Puluhan peserta Fashion Carnaval dalam rangkaian Festival Beautiful Malino 2025 bersaing menampilkan kreasi busana etnis. Sebanyak 60 peserta yang terdiri dari SKPD dan kecamatan se-Kabupaten Gowa, serta mitra kerja Pemerintah Kabupaten Gowa, bersaing dalam penilaian busana adat yang dikreasikan dengan aneka hiasan dan properti yang menarik, untuk menjadi yang terbaik pada Malino Fashion Carnaval, Sabtu (12/7/2025).

Seperti bisana karnaval yang dihadirkan tim dari Dinas Komunikasi dan Informatika-Statistik Persandian Kabupaten Gowa. Sekretaris Dinas Kominfo-SP, Widiah Restuti Hasan mengungkapkan, tema kostum yang dikenakan adalah digitalisasi untuk komunikasi cerdas, sesuai dengan tupoksi dari SKPD. 

Perumda Air minum Tirta Jeneberang saat Fashion Carvanal di Beautiful Malino 2025.

“Sesuai tupoksi di skpd, kami ingin memberikan layanan digitalisasi yang terbaik untuk masyarakat Kabupaten Gowa. Termasuk dalam upaya menciptakan komunikasi yang terbuka, sehingga masyarakat Kabupaten Gowa bisa mengakses informasi terkait program prioritas dari Pemerintah Kabupaten Gowa secara jelas dan faktual. Kostum yang dikenakan oleh  dua maskot ini, adalah simbol-simbol yang ada di skpd kami, seperti simbol internet, wifi, digitalisasi kemudian ada terkait komunikasi dengan peralatan-peralatan komunikasi,” jelasnya.

Widya juga menjelaskan bahwa kostum disesuaikan dengan tema empat etnis dan tema dari ulang yang disyaratkan oleh panitia. “Yang kami tampilkan hari ini sesuai dengan tema empat etnis. Kemudian juga ada tema sisipan sisipan daur ulang sesuai dengan pesanan dari panitia,” ujarnya.

Aksi kreasi busana secara maksimal juga ditampilkan peserta dari Perumda Air minum Tirta Jeneberang. Kasat Pengawasan Perumda Air Minum Tirta Jeneberang, Abdul Malik menjelaskan, kreasi busana empat etnis juga menggambarkan alir air bersih kepada masyarakat. Menurutnya, kreasi properti yang ditampilkan menggambarkan kesatuan budaya dari empat etnis yang ada di Sulsel, lengkap dengan icon dan produk khas daerah masing-masing.

“Air membawa kehidupan yang menyatukan segala suku dan budaya yang penuh dengan sejarah. Ada Makassar dengan Balla Lompoanya, anggunnya Bugis dengan lipa’ sabbe, perahu sandek dari suku Mandar, dan teduhnya Toraja dengan tongkonan serta kekuatan leluhurnya. Empat budaya menyatu dalam aliran air,” jelasnya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *