INFOKINI.ID, MAROS – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Maros mulai melakukan pemetaan wilayah rawan bencana alam di Kabupaten Maros. Apalagi, saat ini sudah memasuki musim hujan.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maros, Nasrul, mengatakan kalau pemetaan ini sengaja dilakukan untuk mengantisipasi berbagai potensi bencana. Seperti banjir, tanah longsor, dan cuaca ekstrem yang biasanya meningkat saat musim hujan.
Menurutunya, sejumlah kecamatan di wilayah barat Maros memiliki potensi tinggi terendam banjir saat curah hujan meningkat.
“Wilayah yang berpotensi tinggi tergenang saat musim hujan seperti Kecamatan Bontoa, Bantimurung, Lau, Maros Baru, Marusu, Mandai, Simbang, Tanralili, Turikale, dan Moncongloe,” ungkapnya.
Dari hasil pemetaan, Bontoa tercatat sebagai wilayah dengan lahan tergenang paling luas, mencapai 4.405 hektare. Disusul Bantimurung (3.118 ha), Lau (3.181 ha), Maros Baru (3.032 ha), dan Marusu (2.942 ha).
Sementara itu, untuk di wilayah pegunungan seperti Camba, Cenrana, Mallawa, serta Tompobulu berpotensi mengalami tanah longsor karena topografinya yang berbukit.
Kecamatan Tompobulu menjadi daerah dengan indeks bahaya longsor tertinggi seluas 4.297 hektare.
Sedangkan, Cenrana memiliki luas 12.692 hektare kategori bahaya longsor rendah, dan Bantimurung 594 hektare kategori sedang.
“Memang tiga kecamatan itu perlu perhatian serius karena topografi curam dan kondisi tanahnya rawan longsor,” katanya.
Selanjutnya untuk ancaman cuaca ekstrem, wilayah Tompobulu tercatat memiliki luas 20.457 hektare kategori sedang, sedangkan Bontoa mencapai 5.047 hektare kategori tinggi.
Kecamatan Cenrana dan Mallawa juga memiliki tingkat kerawanan cukup besar, masing-masing 13.477 hektare dan 16.148 hektare.
“Jadi seluruh kecamatan di Maros memiliki indeks bahaya cuaca ekstrem, sehingga kewaspadaan masyarakat perlu ditingkatkan,” jelasnya.
Dia juga menjelaskan jika pihaknya telah berkoordinasi dengan pemerintah kecamatan, kelurahan, dan desa untuk membentuk posko siaga bencana di wilayah rawan terdampak.
“Posko ini penting sebagai pusat informasi dan tanggap darurat jika terjadi banjir atau bencana lain,” katanya.
Tak hanya itu, BPBD Maros juga aktif menyebarkan imbauan melalui media sosial dan media massa agar masyarakat tetap waspada terhadap perubahan cuaca ekstrem.
Sementara, Kepala BPBD Maros, Towadeng, mengaku pihaknya telah menyiagakan personel dan peralatan evakuasi menghadapi potensi bencana.
“Personel kami sudah siaga, termasuk alat evakuasi pohon dan perahu karet. Kami ingin memastikan semua dalam kondisi siap ketika dibutuhkan,” kata mantan Sekwan DPRD Maros ini.
Dia mengatakan BPBD bekerja sama dengan Dinas Perhubungan dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk memastikan kegiatan pemangkasan pohon di tepi jalan berjalan aman.
“Koordinasi lintas dinas penting agar pemangkasan tidak mengganggu arus lalu lintas,” sebutnya.
Dia juga mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan lebih waspada.
“Jangan keluar rumah saat hujan deras dan angin kencang demi keselamatan bersama,” tambahnya.
















