Cuaca di Sulsel Kadang Panas Terik, Kadang Hujan Deras, Begini Penjelasan BMKG

ilustrasi cuaca hujan (int)

INFOKINI.ID, MAKASSAR – Menurut pemantauan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar, wilayah Sulawesi Selatan saat ini berada dalam fase normal musim hujan.

Hanya saja, masyarakat saat ini kerap merasakan cuaca yang berubah cepat. Kadang panas terik, namun tiba-tiba berubah hujan deras.

BMKG menjelaskan kondisi ini masih tergolong wajar dan sedang dipengaruhi fenomena atmosfer tertentu.

Prakirawan BMKG Wilayah IV Makassar, Bimo, mengungkap bahwa sejak November 2025, wilayah Makassar dan sekitarnya memang berada pada periode musim hujan, dengan puncak intensitas diperkirakan terjadi pada Desember hingga Januari 2026.

“Kondisinya seharusnya memang dalam kondisi normal. Untuk mulai bulan November hingga periode Februari, untuk kasus di Makassar, itu memang sudah masuk musim hujan. Puncaknya itu di bulan Desember–Januari,” ujar Bimo, Jumat (28/11/2025).

Dalam beberapa hari terakhir, BMKG mencatat adanya penurunan intensitas hujan di sebagian wilayah Sulsel, khususnya bagian selatan. Penurunan tersebut tidak ekstrem, namun cukup terasa.

“Namun, untuk beberapa hari terakhir, kondisi cuaca, khususnya di wilayah Sulawesi Selatan itu, yang bagian selatan ya, itu ada sedikit penurunan tapi tidak ekstrem. Maksudnya bukan dalam kategori kering juga, tapi dia turun intensitasnya,” jelas Bimo.

Fenomena tersebut dipicu oleh keberadaan tiga bibit siklon di sekitar kawasan Indonesia. Masing-masing berada di wilayah utara Filipina, perairan selatan dekat Australia, serta di Sumatera bagian utara, khususnya Aceh.

“Tiga siklon itu menarik uap air dari wilayah tengah Indonesia. Jadi uap air yang ada di wilayah tengah Indonesia itu untuk saat ini jumlahnya sangat sedikit karena tertarik semua ke tiga siklon tadi,” lanjutnya.

Akibatnya, suplai uap air yang biasanya memicu hujan di Sulsel sementara waktu berkurang. BMKG memperkirakan potensi hujan ekstrem di Sulsel hingga 2 Desember cenderung menurun.

“Untuk 2 Desember sendiri, potensi ekstremnya cenderung turun terus. Turun dalam hal ini intensitasnya ya. Jadi, kalau misalkan hujan pun, dia tidak selebat yang mungkin pernah atau dirasakan oleh warga Makassar khususnya,” kata Bimo.

BMKG menjelaskan, pola hujan di Sulsel terbagi berdasarkan wilayah timur, barat, utara, dan kepulauan. Daerah seperti Toraja dan Luwu Raya cenderung memiliki curah hujan tinggi setiap tahun.

“Daerah Toraja dan Luwu Raya itu memang cenderung tinggi setiap tahun. Termasuk dengan adanya tiga siklon ini, pengaruhnya tidak sesignifikan di bagian selatan,” jelasnya.

Sebaliknya, wilayah yang paling terdampak oleh berkurangnya intensitas hujan berada di Sulsel bagian selatan.

“Yang dampaknya itu terasa atau berkurang hujannya, intensitas, kejadian hujannya berkurang itu yang bagian selatan aja sih. Yang wilayahnya mungkin saya sebutkan, yang bagian selatan itu mulai dari Barru, Wajo, dan Soppeng hingga ke bawah semua ke bagian Selayar,” tambahnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *