INFOKINI.ID, MAKASSAR – Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin memimpin rapat koordinasi rencana revitalisasi dan pengelolaan kawasan Taman Macan dan Taman Pattimura sebagai ruang terbuka hijau (RTH) terpadu yang berfungsi ekologis, sosial, dan kultural.
Rakor tersebut dihelat bersama mitra perencana H20farm Indonesia, Wakil Wali Kota Makassar Aliyah Mustika Ilham, Ketua TP PKK Kota Makassar Melinda Aksa, serta jajaran SKPD terkait, di Balai Kota Makassar, Rabu (17/12/2025).
Founder H20farm, Benjamin Martinez, memaparkan konsep penataan kawasan yang mengusung pendekatan Culture–Nature–Nurture, yakni integrasi identitas budaya lokal, respons terhadap kondisi alam, serta fungsi ruang publik yang mendukung aktivitas dan interaksi sosial masyarakat.
“Konsep ini tidak sekadar menghadirkan taman sebagai ruang rekreasi, tetapi sebagai ruang hidup yang beridentitas, berkelanjutan, dan memberi pengalaman ruang yang menenangkan sekaligus produktif,” ujar Ben.
Pendekatan yang diterapkan menitikberatkan pada lanskap organik, pemanfaatan material ramah lingkungan yang mampu menyerap air, serta desain berlapis (multi-layer) yang mengikuti kontur dan keberadaan pohon eksisting.
Penataan ruang dibagi dalam beberapa zona, antara lain zona sosial dan interaksi, zona kontemplatif, serta zona monumental. Dengan beberapa fasilitas yang direncanakan meliputi area patung, amphiteater, area bermain anak, outdoor gym, area duduk, area komersial terbatas, multifunction hall, hingga area parkir VIP.
“Seluruh penataan dirancang tanpa menebang pohon eksisting dan justru memperkuat fungsi vegetasi sebagai peneduh dan penyangga ekologis,” jelasnya.
Dalam arahannya, Munafri menegaskan bahwa kebijakan utama Pemerintah Kota Makassar dalam revitalisasi taman kota adalah tidak berkurangnya nilai RTH, baik dari sisi vegetasi maupun dari aspek fisik bangunan.
Munafri juga menyampaikan kebijakan terkait konektivitas kawasan Taman Macan dan Taman Pattimura. Ia menilai penggabungan kawasan sebaiknya dilakukan secara langsung tanpa pembangunan skybridge, melalui pengaturan ulang sirkulasi jalan agar luas taman semakin optimal.
“Kita tidak usah pakai skybridge. Kita gabungkan langsung dengan mengambil jalannya, supaya luas tamannya lebih besar dan menyatu,” ujarnya.
Menurutnya, pola tersebut akan membentuk alur pergerakan pengunjung yang lebih natural, sekaligus mendorong masyarakat menikmati seluruh kawasan taman sebagai satu kesatuan ruang publik.
Selain perlindungan RTH dan integrasi kawasan, Munafri menegaskan ketersediaan area parkir menjadi salah satu isu paling krusial dalam pengelolaan taman kota.
“Kita mau menghadirkan orang, tapi parkirnya harus jelas. Karakter masyarakat kita masih point-to-point, jadi ini harus dipikirkan sejak awal,” kata Munafri.
Ia membuka peluang penjajakan lahan di sekitar Jalan Pattimura, termasuk kemungkinan kerja sama dengan pihak swasta untuk pembangunan building parking di luar kawasan taman.
Munafri juga meminta agar desain revitalisasi Taman Macan dapat menyatu secara visual dan fungsional dengan Mal Pelayanan Publik (MPP) yang berada tepat di depannya.
“Ada gradasi desain supaya taman ini menjadi bagian dari gedung pelayanan publik,” jelasnya.
Ia menambahkan, seiring penyelesaian gedung MPP yang ditargetkan rampung dan batas-batas pagar konstruksi dibuka penuh pada 2026, kawasan taman diharapkan menjadi ruang publik pendukung yang representatif dan nyaman.
Sementara itu, finalisasi konsep dan design akan disepakati setelah mematangkan soal kesesuaian regulasi bangunan diatas RTH, pemanfaatan ruang komersial dan skema kerja sama pengelolaan yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. (*)
















