INFOKINI.ID, MAKASSAR – Universitas Hasanuddin (Unhas) melalui Direktorat Pengembangan Usaha dan Pemanfaatan Aset menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Peluang Pengembangan Inovasi Digitalisasi dan Modernisasi Bank Unhas dalam Kerangka Unhas PTNBH”.
Kegiatan ini bertujuan merumuskan arah penguatan Bank Unhas sebagai bagian dari upaya meningkatkan kapasitas dan kemandirian finansial universitas. FGD berlangsung mulai pukul 14.30 Wita di Unhas Hotel, Kampus Unhas Tamalanrea, Makassar, Rabu (17/12).
Hadir sebagai narasumber yaitu Moch. Muchlasin (Kepala Otoritas Jasa Keuangan/OJK Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat), Rizki Ernadi Wimanda (Kepala Perwakilan Bank Indonesia, Sulawesi Selatan), dan Fuad Zaen (Kepala Kantor Perwakilan Lembaga Penjamin Simpanan III Makassar).
Kehadiran para pimpinan lembaga strategis sektor keuangan tersebut memperkuat diskusi lintas sektor mengenai tata kelola, peluang, dan tantangan pengembangan bank universitas.
Ketua Majelis Wali Amanat Unhas, Prof. Dr. Andi Alimuddin Unde, M.Si., menjelaskan bahwa keberadaan Bank Unhas memiliki peran strategis dalam menopang berbagai aktivitas universitas. Unhas membutuhkan bank sendiri untuk mendukung kebutuhan pendanaan yang bersifat responsive dan adaptif.
“Kita berharap, Bank Unhas tidak hanya berperan sebagai pendukung aktivitas institusi, tetapi juga mampu berkembang menjadi model rujukan dan benchmarking bagi bank kampus lainnya dalam pengelolaan keuangan, inovasi layanan digital, serta tata kelola perbankan universitas yang berkelanjutan,” jelas Prof Unde.
Sementara itu, Rektor Unhas Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc., menyampaikan bahwa status Unhas sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH) memiliki otonomi luas, termasuk dalam pengelolaan keuangan. Namun, di sisi lain terdapat keterbatasan pendanaan pemerintah, sehingga Unhas berinovasi secara mandiri dalam memperkuat kapasitas institusi.
Salah satu langkah yang dilakukan dengan mengembangkan 12 perusahaan sebagai strategi menciptakan berbagai peluang pertumbuhan yang secara signifikan mendukung keberlanjutan keuangan institusi.
Gagasan menghadirkan Bank Unhas telah lama dipikirkan sebagai kebutuhan strategis, mengingat beberapa peluang pengembangan universitas tidak selalu kompatibel dengan skema pembiayaan perbankan eksternal.
“Bank Unhas hadir sebagai instrumen pendukung, yang diharapkan mampu menyediakan layanan pembiayaan yang lebih adaptif terhadap kebutuhan tridarma. Kami membayangkan, kedepan kehadiran Bank Unhas ini dapat mendukung berbagai aktivitas akademik, misalnya saja dalam pengembangan startup mahasiswa dan inovasi para dosen kita melalui skema pembiayaan yang inklusif,” jelas Prof JJ.
Para narasumber secara bergantian memaparkan peluang serta kerangka regulasi pengembangan Bank Unhas, yang memberikan perspektif strategis penguatan kelembagaan, manajemen risiko, dan transformasi digital perbankan.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan, Rizki Ernadi Wimand, menyampaikan bahwa Unhas memiliki potensi besar untuk mengembangkan sektor perbankan sebagai bank digital. Potensi tersebut didukung oleh ekosistem akademik yang luas serta karakteristik pengguna yang adaptif terhadap teknologi.
“Strategi digitalisasi Bank Unhas diarahkan untuk dimulai dari transaksi sehari-hari yang dekat dengan kebutuhan sivitas akademika, seperti pembayaran UKT, pembelian pulsa dan token listrik, pembayaran rutin, transfer, hingga remitansi.,” jelas Rizki.
Melalui pendekatan ini, Bank Unhas diharapkan mampu membangun basis data transaksi yang kuat sebagai pondasi pengembangan layanan keuangan berkelanjutan sekaligus memperkuat peran Unhas sebagai episentrum PTNBH digital di Kawasan Timur Indonesia.
Dalam kesempatan ini, para peserta FGD terlibat dalam diskusi intensif untuk mendukung penguatan proses digitalisasi Bank Unhas. Diskusi ini diharapkan menghasilkan rekomendasi konkret guna mendorong Bank Unhas menjadi bank kampus yang modern, adaptif, dan berdaya saing.
















