MAKASSAR – Kabupaten Luwu Utara diterjang banjir bandang, Senin (13/7) malam. Bencana yang terjadi akibat luapan Sungai Masamba itu mengakibatkan ratusan rumah dan gedung perkantoran serta fasilitas umum lainnya tertimbun material sedimen berupa pasir dan lumpur.
Jalan Trans Sulawesi yang menghubungkan Palopo dan Masamba di Desa Radda, Kecamatan Baebunta, Kabupaten Luwu Utara, hingga Selasa (14/7) lumpuh total dan tak bisa dilalui kendaraan akibat tertimbun material pasir dan lumpur.
Kendaraan dari arah Palopo atau Makassar yang ingin ke Kota Masamba ataupun Kabupaten Luwu Timur, terpaksa harus melalui jalan alternatif yaitu jalur Desa Baebunta ke Desa Salulemo, Kecamatan Baebunta, dan keluar di Kelurahan Bone Tua, Kecamatan Masamba. Jalur alternatif ini membuat perjalanan lebih jauh hingga 25 kilometer.
Kepala Pelaksana Badan Penggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Luwu Utara, Muslim Muchtar mengatakan, hingga Selasa (14/7) sore, pihaknya bersama Basarnas, aparat dari TNI-Polri dan berbagai elemen masyarakat masih fokus melakukan pembersihan material di jalan poros untuk membuka akses.
“Karena kalau ini tidak segera dibersihkan akan menutup akses lalulintas di jalan poros,” kata Muchtar.
Menurut Muchtar, ada dua kecamatan yang terdampak parah akibat banjir bandang tersebut. Yakni Kecamatan Baebunta, tepatnya di Desa Radda.
“Di sana ada dua dusun yang betul-betul porak poranda. Bahkan rumah penduduk yang kelihatan hanya tinggal atapnya karena tertimbun material. Selain itu, di Kecamatan Masamba, juga ada dua kelurahan yang terdampak cukup parah,” ujarnya.
Sejauh ini, kata dia, untuk sementara ada 10 korban jiwa yang sudah terdata di dua Rumah Sakit (RS). Masing-masing 7 orang di RS Hikmah, dan 3 orang di RSUD Andi Djemma.
“Kalau yang dinyatakan hilang itu masih ada puluhan, karena ada beberapa masyarakat yang datang langsung ke posko induk melaporkan bahwa keluarganaya sampai saat ini masih belum ada kabar dan masih lost contact sejak kemarin. Itu yang menjadi dasar kami mengatakan atau memperkirakan bahwa masih ada puluhan yang masih tertimbun material,” ungkapnya.
Perihal kerugian, Muchtar menyebut jumlah kerugian akibat bencana banjir bandang tersebut bisa mencapai triliunan rupiah. Pasalnya, ada ribuan rumah warga yang rata-rata rumah permanen terendam banjir dan tertimbun material berupa pasir dan lumpur.
“Kerugian itu bukan lagi ratusan juta atau miliaran, tapi sudah triliunan. Ada ratusan rumah yang tertimbun material longsor, kemudian kendaraan roda dua dan empat itu sekitar 2000-an yang juga rusak akibat tertimbun material,” terangnya.
Lebih jauh Muchtar mengatakan, saat ini bantuan yang paling dibutuhkan untuk para korban dan tim penangggulangan bencana adalah berupa makanan siap saji, air bersih, air minum dan obat-obatan. (lin)
Update Banjir Bandang Luwu Utara: 10 Orang Meninggal, Puluhan Masih Dinyatakan Hilang
















