INFOKINI.ID, MAKASSAR – Serum Institute melaksanakan diskusi publik dengan tema “Dua Tahun Kepemimpinan Joko Widodo-Ma’ruf Amin Berhasil Atasi Pandemi Covid-19”, di Warkop Sija Bomen di Jalan Bonto Mene, Sabtu (16/10/2021).
Kegiatan ini dilaksanakan dengan tetap mematuhi protokol kesahatan yang ketat dengan menghadirkan dua narasumber. Yakni, akademisi Universitas Bosowa (Unibos) Dr Arief Wicaksono dan Ketua Forum Pascasarjana Universitas Hasanuddin (Unhas) Takdir Khair.
Dr Arief Wicaksono yang juga Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unibos ini mengatakan bahwa berbicara tentang pandemi Covid-19 tentu ada banyak perspektif.
Arief menuturkan bahwa, salah satunya terkait tantangan terberat dalam pengambilan kebijakan yang harus melibatkan kepuasan publik.
“Penanganan pandemi akan lebih cepat jika melihat progres yang terjadi melalui pemaksimalam sosialisasi. Saya lihatnya seperti itu,” jelasnya.
Lanjutnya bahwa, kepala daerah punya mekanisme internal untuk pencegah atau mengurangi penyebaran Covid-19. Salah satunya melalui kearifan lokal untuk melihat kondisi masyarakat terhadap ancaman dari luar.
Menurutnya, meski daerah memaksimalkan kearifan lokal, akan tetapi itu hanya di atas kertas. Prakteknya, ternyata masih butuh ketegasan sistem.
“Karena kita ini masyarakat plural dan terpisah dalam hal geografis. Ini lah tantangan pemerintah,” beber Arief.
Arief menuturkan bahwa sebetulnya Presiden Jokowi punya pandangan yang lurus dalam mengatasi pandemi.
“Presiden tidak punya kepentingan pribadi dan kepentingan lain dalam pandemi ini. Hanya saja, masalahnya ada di sekelilingnya,” terang Arief.
Arief mengungkapkan saat ini negara maju tidak lagi hanya membahas penanganan pandemi. Melainkan menyiapkan kebijakan anggaran setelah pandemi. Khususnya terkait kesejahteraan masyarakat yang banyak menjadi korban.
“Negara-negara maju mulai membicarakan bagaimana hidup bersama pandemi ini. Kalau saya, pemerintah kita sudah harus menggagas kebijakan setelah pandemi. Khususnya terkait anggaran pemulihan,” jelasnya.
Ketua Forum Pascasarjana Universitas Hasanuddin (Unhas) Takdir Khair menyatakan bahwa banyak hikmah yang bisa diambil dari pandemi covid. Salah satunya, seluruh elemen masyarakat dipaksa dekat dengan teknologi.
“Mau atau tidak, kita harus bersahabat dengan kondisi sekarang. Saya bicara tentang peran pemuda dalam rangka mengatasi covid, tentu yang harus dilakukan ada berinovasi,” katanya.
Dalam hal Covid-19 mulai melandai terkhusus di Kota Makassar dari Level 4 menjadi Level 2, Takdir mengatakan itu merupakan buah kerjasama antara pemerintah kota dan masyarakat. Termasuk organisasi kepemudaan.
“Pemerintah pusat sudah menggelontorkan dana dan bersinergi dengan pemerintah daerah. Ikhtiar pemerintah saya lihat telah maksimal. Sebagai pemuda, yah tentu harus membantu pemerintah misalnya sosialisasi vaksin,” papar Takdir
Soal indikator keberhasilan pemerintah mengatasi pandemi Covid-19, Takdir mengatakan bisa dilihat fakta di lapangan. Khususnya di Kota Makassar.
“Kita di Makassar misalnya pelonggaran kegiatan. Meski kita tetap harus menerapkan protokol kesehatan,” pungkasnya.
Muh. Saddam
















