INFOKINI.ID, MAKASSAR – Dalam upaya mengantisipasi terjadinya lonjakan di Provinsi Sulawesi Selatan, akan dilakukan pemeriksaan tes swab antigen pada semua masyarakat yang masuk ke Sulsel melalui bandara dan pelabuhan. Bahkan pengerahan tenaga kesehatan segera akan dilakukan di di dua pintu gerbang tersebut.
Pangdam XIV/Hasanuddin Mayjen TNI Andi Muhammad mengatakan, pemeriksaan kesehatan dengan tes swab antigen ini dilakukan menyusul perintah Presiden Jokowi yang disampaikan dalam vicon, Senin (7/2/2022) lalu. Dimana, seluruh pemerintah provinsi, daerah serta TNI/Polri melakukan upaya antisipasi dan pencegahan terhadap laju lonjakan Covid-19 varian Omicron.
Mantan Kasdam XIV/Hasanuddin ini menyebutkan, pihaknya telah melakukan pertemuan dengan gubernur dan kapolda. Menurutnya, secepatnya hasil kesepakatan akan dilakukan.
“Kita sudah lakukan pertemuan dengan gubernur dan kapolda dan menyepakati akan segera mengerahkan tenaga kesehatan di bandara dan pelabuhan. Seluruh penumpang yang akan masuk di Sulsel melalui pintu bandara dan pelabuhan diharuskan melakukan tes swab antigen. Ini kita lakukan sebagai upaya mengantisipasi masuk dan terjadinya lonjakan Omicron di Sulsel,” jelas jenderal bintang dua ini, saat dihubungi Rabu (9/2/2022).
Selain akan menerapkan pemberlakuan tes swab antigen, lanjut Pangdam, pihaknya juga akan memaksimalkan peran TNI/Polri untuk mengawal pemerintah daerah dalam mempercepat vaksinasi. “Khususnya pada masyarakat golongan Lanjut Usia (Lansia) dan anak usia 6-11 tahun,” tuturnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi dalam cocok menyarankan solusi terkait antisipasi lonjakan Omicron. Ia meminta pemerintah provinsi, daerah serta TNI/Polri untuk menyiapkan sarana dan fasilitas pelayanan kesehatan secara detail di rumah sakit. Meski diakui Jokowi tak seganas varian Delta, Omicron memiliki tingkat penyebaran yang lebih cepat.
“Manajemen detail harus disiapkan. Jangan sampai Omicron datang, rumah sakit, dan perangkat kesehatan lainnya belum siap. Segera menyiapkan diri dalam hadapi gelombang Omicron yang akan masuk. Semua rumah sakit agar segera menyampaikan kepada kementrian kesehatan apabila oksigen dan perangkat penanganan lain belum siap atau tidak ada. Berikan informasi secepatnya. Tidak usah terlalu panik. Berikan penjelasan dengan ketenangan kepada masyarakat, tetapi manajemen penanganan lapangan harus dikerjakan dengan sebaik-baiknya,” paparnya.
Jokowi juga menjelaskan karena keterbatasan rumah sakit, maka untuk pasien yang bergejala ringan dan tanpa gejala akan diproitotaskan untuk masuk ke soter Isolasi Mandiri (Isoman) dan Isolasi Terpusat (Isoter). Sedangkan penanganan di rumah sakit akan diperuntukkan bagi yang bergejala berat dan kritis.
“Tidak semuanya masuk rumah sakit. Karena tidak mungkin rumah sakit kita mampu menerima beban untuk yang bergejala ringan dan tanpa gejala tanpa komorbit yang jumlahnya sekitar 93 persen, sesusai karakter pasien yang kita lihat. Hanya tujuh persen yang terkena dengan komorbit. Kalau kita lihat karakter pasien yang meninggal akibat Omicron, 69 persen belum melakukan vaksin lengkap. Artinya, vaksin adalah kunci bagi penanganan varian Omicron. Oleh sebab itu, percepatan vaksin dan capaian vaksinasi sangat menentukan,” jelas Jokowi. (*)
















