MAKASSAR– Anggota DPRD Makassar menganggap festival rebus yang bakal digelar Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar buang-buang anggaran.
Rencana ini diinisiasi langsung oleh Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto, yang mengambil momen kelangkaan minyak goreng. Festival itu akan digelar pada Minggu (27/3/2022).
Menurut anggota komisi D DPRD Makassar, Yeni Rahman, merebus makanan merupakan hal biasa bagi masyarakat. Sehingga festival merebus bukanlah hal yang luar biasa.
Dibanding menggelar festival, Yeni menilai jauh lebih baik anggaran kegiatan tersebut dialihkan untuk membantu perekonomian masyarakat.
“Rebus makanan tidak perlu difestivalkan. Masyarakat sering lakukan,” ujarnya kepada herald.id, Kamis 24 Maret 2020.
Selain itu, Yeni juga meminta kepada pemerintah kota untuk lebih mengurusi permasalahan minyak goreng. Memastikan jika ketersediaan minyak goreng masih aman di pasaran. Pun baiknya menggelar pasar murah ketimbang festival merebus.
“Ini jauh lebih memberi efek dibanding menggelar festival yang masyarakat sudah tahu,” tandasnya. Pemerintah lanjutnya, harus lebih sensitif terhadap pelaku UMKM. Sebab, kelangkaan minyak saat ini memberi dampak kepada mereka.
“Kalau minyak goreng langkah kan juga berpengaruh terhadap ekonomi pelaku UMKM. Jadi poinnya, bukan hanya bicara soal cara mengolah makanan melalui merebus,” pungkasnya.
Sebelumnya, Danny Pomanto-sapaan wali kota mengatakan, festival rebus merupakan gerakan mengajak masyarakat untuk memasak makanan lewat direbus, ketimbang menggoreng.
“Tidak usah kita seperti mati hidup hanya di minyak goreng saja. Kita rebus,” tuturnya.
Kampanye pengolahan makanan direbus itu akan melibatkan warga di tingkat RT/RW. Menurut Danny Pomanto, merebus makanan jauh lebih sehat dibanding digoreng.
“Untuk mengubah, beradaptasi dengan kondisi selalu tergantung dengan goreng-gorengan ini, maka saya bikin festival rebus. Dengan judul, merebus lebih sehat daripada menggoreng,” paparnya.(**)
















