INFOKINI.ID, GOWA – Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) Pesantren Madani Alauddin mengikuti verifikasi penilaian calon Madrasah Adiwiyata tingkat kabupaten Tahun 2022, di Aula Madani, Senin (19/12/2022).
Direktur Pesantren Madani Alauddin, Dr. H. Andi Achruh AB Pasinringi, M.Pd.I dalam sambutannya mengatakan, MI dan MTs Madani jauh hari sebelumnya telah menerapkan konsep Adiwiyata. Itu terbukti dengan banyaknya perubahan lingkungan yang ada disekitaran madrasah seperti green house, penanaman pangan, dan lain sebagainya.
Apalagi, saat ini Madani telah banyak melakukan perubahan-perubahan dalam mendukung program pemerintah baik dari penataan infrastruktur serta penataan lingkungan madrasah yang mengedepan green school.
“Jadi jauh hari sebelumnya kami telah menerapkan konsep adiwiyata. Dan kami berharap tim dari Kemenag serta DLH bisa membandingkan langsung kondisi madrasah 2 tahun sebelumnya dengan kondisi sekarang ini,” ucap Andi Achru.
Sementara, DLH Gowa, Zulfiady Mas’ud dalam sambutannya menjelaskan, pada dasarnya adiwiyata adalah program untuk mewujudkan sekolah atau madrasah yang peduli dan berbudaya lingkungan hidup. Dimana menjadi sekolah yang menyenangkan untuk proses pembelajaran serta menjadi wadah mengimplementasikan ilmu pengetahuan terkait kurikulum hijau.
“Kurikulum hijau sesungguhnya penerapan dari pendidikan lingkungan hidup,” kata Zulfiady Mas’ud.
Ia pun menjelaskan, pendidikan lingkungan hidup memiliki lima aspek yakni pertama kebersihan terjaganya fungsi sanitasi dan drainase, kedua aspek pengelolaan sampah dengan sistem 3R (reduce, reuse, recycle), ketiga aspek pembibitan dan penanaman pohon atau tanaman, keempat aspek konservasi air, dan kelima aspek konservasi energi.
“Diharapkan dari lima aspek ini muncul inovasi. Secara umum dinyatakan ada enam aspek yang merupakan penggabungan kelima aspek tersebut,” jelasnya.
Zulfiady mengakui MI dan MTs Madani telah menerapkan program adiwiyata. Dan ini sudah berproses kurang lebih 2 tahun. Itu terlihat karena Madani telah memiliki wadah dan sarana pembelajaran seperti green house telah diterapkan.
“Karena tujuan atau sasaran adiwiyata selanjutnya adalah kegiatan kewirausahaan berbasis pengelolaan lingkungan. Contohnya sampah-sampah organik kita kelola menjadi pupuk kompos dan itu dijadikan media tanam. Misalnya budidaya tanaman hias, pangan, dan tanaman obat,” terangnya.
Hal senada dikemukakan, Kasi Penma Kemenag Gowa, Muhammad Jamil. Kata dia, berdasarkan jurnis seluruh madrasah dan pesantren telah menerapkan adiwiyata, cuman selama ini tidak didokumentasikan.
“Misal kebersihan sebagian dari iman dan Allah SWT menciptakan bumi kemudian kita diperintahkan menjaganya. Dan itu santapan kita setiap hari di madrasah,” tuturnya.
Menurutnya, Adiwiyata merupakan program yang bagus dengan tujuan menjadikan sekolah atau madrasah yang sehat, ramah anak, dan ramah lingkungan. Sehingga Kemenag Gowa meminta seluruh madrasah wujudkan Adiwiyata.
“Alhamdulillah dari 3 tahun terakhir ini sudah ada 30 madrasah yang Adiwiyata meliputi MI, MTs, dan MA. Kami mengajak sekolah lainnya juga bisa mewujudkan madrasah adiwiyata,” harap Muhammad Jamil. (*)
















