Kasus Gempa Terus Meningkat, BMKG Pusat Sebar 315 WRS, Termasuk 14 di Sulsel

Petugas saat mengamati cuaca lewat layar. ()

INFOKINI.ID, GOWA – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pusat mendistribusikan 315 alat Warning Receiver System (WRS). Alat deteksi gempa dan tsunami dengan teknologi generasi ketiga ini dioperasikan dengan simulasi deteksi gempa dan tsunami.

Di Kabupaten Gowa, simulasi dilakukan secara virtual di kantor BPBD Gowa, Selasa (6/9/2020).

Simulasi sekaligus pembukaan pelatihan kesiapsiagaan dan deteksi tsunami oleh Kepala BMKG Pusat, Dwikorita Karnawati ini, diikuti ratusan peserta seluruh Indonesia, terdiri dari BMKG, BNPB, BPBD, dan organisasi terkait lainnya.

Kepala BMKG Pusat Dwikorita Karnawati memaparkan, tuntutan untuk menghadirkan alat deteksi ini sudah semakin penting, mengingat terjadi peningkatan signifikan atas jumlah gempa yang terjadi di Indonesia.

Dipaparkan Dwikorita dalam tabel data, kasus gempa di tahun 2019 mencapai 11.588 kali. Meski ada penurunan dari tahun 2018 yang mencapai 11.920 kali gempa, kondisi ini menurutnya, sudah sangat membutuhkan kesiapsiagaan secara menyeluruh.

“Peningkatan ini sudah menunjukkan tingkat kerawanan dan membutuhkan kesiapsiagaan, termasuk dalam pelatihan mitigasi bencana. Sehingga saat bencana terjadi, kita sudah dalam posisi yang siap dengan apa yang harus dilakukan,” jelasnya.

Menurutnya, di tahun 2017, terjadi 7.169 kasus gempa. Ratusan diantaranya adalah gempa yang berkapasitas 5 SCR ke atas.

“Lonjakan tinggi kasus gempa terjadi di tahun 2018 dengan jumlah kasus mencapai 11.920 kasus gempa,” papar Dwikorita tentang grafik tren peningkatan aktivitas gempa di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.

Sementara itu Kepala BMKG Stasiun Geofisika Kelas II Kabupaten Gowa Gandamada Mantodang mengatakan, simulasi ini diperlukan untuk mengoperasikan alat terbaru dan canggih terhadap pendeteksian gempa dan tsunami.

“Hanya kisaran maksimal 3 menit, alat ini bisa mendeteksi dan membaca secara jelas titik gempa yang berpotensi tsunami. Sehingga dengan alat terbaru ini, kita harapkan bisa meminimalisir korban, khususnya korban jiwa,” jelas Gandamada usai simulasi.

Gandamada menambahkan, saat ini sudah ada 14 WRS yang disebar di kabulaten/kota di Sulsel. Penambahan juga masih akan diagendakan di tahun 2021 mendatang untuk Sulsel dan Sulbar.

“Alat ini akan memberikan kita informasi secara akurat dan jelas mengenai lokasi gempa dan tsunami yang terjadi. Alat ini menjadi bentuk kesiapsiagaan kita terhadap potensi bencana, sekaligus upaya antisipasi kita terhadap luasnya dampak dan resiko dari bencana yang terjadi,” paparnya.

Di kesempatan yang sama, Kepala BPBD Gowa, Ikhsan Parawansa mengaku bersyukur atas bantuan BMKG ini.

Menurutnya, bantuan ini akan menjadi fasilitas yang membantu Pemkab Gowa dalam mendeteksi potensi bencana.

“Kita tidak minta-minta ada bencana. Tapi dengan adanya alat ini, kita bisa mengantisipasi bencana dengan cepat dan akurat. Sehingga dampaknya bisa kita minimalisir,” ujarnya, seraya menambahkan bahwa operator untuk WRS ini akan bekerja selama 24 jam untuk mendeteksi porensi bencana, dengan operator yang sudah disiapkan. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *