INFOKINI.ID, GOWA– Kerawanan pemilu tak lepas dari lokasi sejumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS). Di wilayah Kabupaten Gowa, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Gowa memetakan ada lima TPS yang dianggap tidak rawan namun berpotensi rawan. Kelima TPS tersebut berada di dalam lembaga pemasyarakatan. Satu diantaranya berada di lapas yang ada di Kelurahan Malino, Kecamatan Tinggimoncong. Empat lainnya berada di lapas perempuan dan narkoba di Kecamatan Pattalassang. Hal ini disebutkan Koordinator Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Parmas dan SDM KPU Kabupaten Gowa Suardi Mansing, saat rapat koordinasi bersama media cetak, media elektronik, dan media online dalam rangka penyebarluasan informasi kepemiluan pada pemilu serentak 2024, di Hotel Arya Duta Makassar, Senin (11/12/2023). Hadir di kesempatan tersebut Ketua KPU Gowa Fitra Syahdanul, serta jajaran koordinator divisi lainnya.
“Salah satu bentuk kerawanan pemilu ada di TPS. Rawan menimbulkan masalah di TPS. Kami diarahkan KPU RI dan provinsi sulsel dan akan diatensi khusus untuk TPS yang dianggap berpotensi rawan. Meskipun tidak kategori rawan tetapi berpotensi rawan yaitu TPS dengan lokasi khusus. Di Gowa ini ada lima TPS lokasi khusus, yaitu TPS 901 di Kelurahan Malino di lapas Tinggimoncong, lalu lapas perempuan dan narkoba di Pattallassang. Di sana ada 4 TPS, yaitu TPS 901,902, 903, dan 904. Ini bukan TPS kategori rawan tetapi berpotensi rawan berdasarkan laporan dan masukan masyarakat serta teman bawaslu. Dianggap berpotensi rawan karena berpotensi adanya intervensi kepada pemilih atau masyarakat binaan,” jelas Suardi.
Ditambahkannya, yang dimaksud dalam rawan di TPS ini adalah yang berimplikasi pada sengketa hasil pemilu. Selain yang dianggap berpotensi rawan, TPS juga ada yang dianggap rawan. “Hari ini kami lakukan pendataan terhadap TPS yang dianggap rawan. Diantaranya adalah indikasi TPS di wilayah perbatasan. Karena berpotensi ada penyeberangan pemilih. Kita akan buat mitigasi untuk hal yang tidak kita inginkan,” ujarnya.
Di kesempatan itu Suardi juga menyinggung upaya mencapai partisipasi pemilih hingga 80 persen. Menurutnya, meski secara nasional, partisipasi pemilih di Gowa ditargetkan 79,05 persen, tetapi KPU Gowa berupaya untuk mencapai hingga 80 persen. “Kita lakukan berbagai upaya untuk bisa mencapai partisipasi pemilih hingga 80 persen. Sepanjang proses pemilihan di Gowa, untuk pemilihan tertinggi partisipasi pemilihnya ada di pilkada 2020, yaitu 79,08 persen. Hari ini untuk pemilu 2024, ditargetkan 79, 05 persen. Jadi kalau kita berkaca di pilkada kemarin kita ada lebih 03 persen dari target yan diberikan. Sejak kami dilantik sudah berupaya maksimal. Upaya yang dilakukan, pemetaan/segmentasi tentang partisipasi masyarakat. Setidaknya ada sembilan segmentasi, yaitu segmentasi netizen untuk pendekatan melalui medsos dengan sasaran dunia maya, segmentasi pemilih pemula, segmentasi pemilih muda, segmentasi masyarakat umum, segmentasi masyarakat marginal, segmentasi disabilitas, segmentasi tokoh agama, dan segmentasi pendidikan. Termasuk sosialisasi melalui media sebagai corong informasi,” jabar Suardi.(*)
















