INFOKINI.ID, MAKASSAR – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sulawesi Selatan memperkirakan fenomena La Nina terus berkembang mencapai intensitas moderat pada akhir 2020 dan mulai meluruh pada Januari-Febuari 2021. Dampaknya pada peningkatan curah hujan bulanan antara 20 hingga 40 persen di atas normal.
Untuk itu, BMKG meminta agar gubernur, bupati, serta wali kota dapat mensosialisasikan informasi tersebut kepada masyarakat.
Pasalnya, untuk wilayah Sulsel sendiri belum memasuki musim hujan sepenuhnya sehingga perlu diantisipasi lebih awal.
Adapun prakiraan musim hujan tahun 2020/2021, wilayah pantai barat Sulawesi Selatan akan terjadi pada bulan November dan puncaknya pada bulan Januari.
Kondisi ini, khususnya untuk wilayah Kota Makassar, ditanggapi oleh anggota DPRD Kota Makassar Abdul Wahab.
Menurut Ketua Komisi D Kesejahteraan Masyarakat DPRD Kota Makassar ini, La Nila merupakan gejala alam, dan apabila terjadi maka konsekuensinya adalah Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar harus mempersiapkan diri.
“Apa yang harus siap? Ya mulai Tim Satgas, BPBD, Dinas Sosial. Harus siap semua. Harus siap karena La Nina itu bencana alam tidak bisa kemudian dilawan, kita hanya bisa mengantisipasi mempersiapkan diri menghadapi La Nina itu tadi. Karena itu adalah dampak alam, ramalan itu cuaca alam BMKG, tidak jauh tidak mungkin volumenya berkurang tampilan,” terangnya, Rabu (11/11/2020).
Menurut politisi Partai Golkar ini, yang harus dipersiapkan yaitu satuan penanggulangan bencana daerah berkoordinasi dengan seluruh jajaran Pemerintah Kota Makassar mempersiapkan dampak La Nina tersebut.
“Harus, karena kewajiban. Negara itu, pemerintah itu harus hadir dalam kondisi apapun itu juga. Mau La Nina, mau itu apa semua pelaku alam kita harus siap menghadapi itu karena itu dampak alam tidak bisa kita lawan,” pungkasnya. (Nurhidaya)
















