INFOKINI.ID, MAKASSAR – Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar Firdaus Muhammad menyayangkan waktu setiap sesi yang dianggap sedikit saat debat kandidat pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Makassar. Padahal, waktu debat cukup lama yakni sekitar 120 menit.
Pada debat kandidat pertama Pemilihan Wali Kota dan Wakil Walikota (Pilwalkot) yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Makassar, masing-masing kandidat diberi waktu untuk pemaparan visi misi 3 menit 30 detik.
Sementara setiap sesi yang terbagi dibagi menjadi enam sesi, hanya diberi waktu kandidat untuk memaparkan selam 1 menit 30 detik berbicara dan 30 detik untuk menjawab pertanyaan dari kandidat lainnya. Begitu juga kandidat hanya diberi waktu 30 detik untuk menanggapi pernyataan paslon.
“Debat kemarin tampak normatif termasuk alokasi waktu yang dalam sesi tertentu sempit meski total waktu cukup panjang,” ungkap Firdaus kepada INFOKINI.ID, Sabtu (14/11/2020).
Firdaus menilai bahwa, alokasi debat yang minim diberikan kepada kandidat untuk menyampaikan dan pendalaman dari visi misi para kandodat menjadikannya kurang maksimal dalam pemaparan.
“Jadi, sesinya yang perlu diatur waktunya itu soal teknis. 120 menit itu cukup lama (setiap debat), tapi ada sesi yang sempit waktunya sehingga tidak maksimal,” tuturnya.
Menanggapi hal itu, Komioner KPU Makassar, Gunawan Mashar mengatakan, akan melakukan evaluasi terkait dengan format waktu yang diberikan kepada setiap kandidat.
Menurut dia, dari debat pertama, pihak KPU pastinya melakukan evaluasi. Bagianmana yang musti diperbaiki, dan apa saja yang musti dipertahankan.
“Iya, nonton debat kemarin kan sambil evaluasi. Untuk penentuan format final untuk debat kedua, belum. Minggu ini insyaAllah,” pungkasnya. (Muh. Saddam)
















