INFOKINI.ID, MAKASSAR – Kemarau panjang sempat mengakibatkan menurunnya jumlah produksi air bersih Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar. Air baku dari sumber bendungan Lekopancing Maros mengering, dan hanya tersisa 10 persen dari kapasitas normal.
Sehingga, debet air yang ada di bendungan Lekopancing harus dibantu dengan air yang diambil dari dua sungai, yaitu Sungai Moncongloe dan Sungai Jeneberang.
Kabag Humas PDAM Kota Makassar, Muhammad Rusli mengatakan jika di hari normal, jumlah produksi air bersih di instalasi Panaikang dan instalasi Antang mencapai 1.500 liter per detik.
“Memang di awal bulan November, kita mengalami suatu krisis karena air baku dari sumber bendungan lekopancing Maros itu memang sudah mengering dan itu sampai sisa 10 persen dan kalau sisa 10 persen itu di sana. Itu berarti bahwa bisa dikatakan hanya genangan itu sudah tidak masuk di instalasi kita,” Jelasnya Selasa, (24/11/20).
Lebih jauh, untuk produksi dari Sungai Moncongloe hanya bisa produktif di angka 600 liter per detik. Sementara untuk Sungai Jeneberang berada di kisaran angka 200 liter per detik.
Namun, katanya, untuk saat ini hujan sudah mulai turun, debet air yang ada di Bendungan Lekopancing sudah naik. Sehingga produksi per detiknya yang diproduksi IPA Panaikang sudah bisa sampai 1.200 liter per detik
“Kan kemarin itu waktu kemarau itu hanya 900 liter per detik, yang bisa kita olah dan itu bukan lagi air bakunya berangkat dari Maros, Karena dari Moncongloe itu 600-an dan dari Jeneberang itu 200-an. Jadi berkisar di 800 sampai 900 liter per detik saja,” ucapnya.
Untuk target sendiri, pihak PDAM mematok di angka 1.300 liter per detik. Sehingga wilayah yang kekurangan hanya bisa diauplai melalui mobil tangki.
“Sekarang 1.200. Target kita 1.300. Ini akan kita tingkatkan lagi supaya pelanggan yang di ujung pipa bisa dapat merata. Sekarang masih ditanggulangi dengan mobil tangki. Itu pun isinya hanya sekitar 3000 sampai 4000 liter saja,” terangnya.
“Sebenarnya, idealnya untuk kota Makassar itu 5.000 liter per detik. Itu sudah bisa menutupi keperluan air di Kota Makassar.” Lanjutnya.
Saat ini, IPA Antang memiliki 5.000 pelanggan, dengan kapasitas produksi 70 sampai 100 liter per detik. Sementara untuk IPA Panikang memiliki 55.000 pelanggan, yang tersebar di enam kecamatan, yaitu kecamatan Tallo, Ujung Tanah, Tamalanrea, Biringkanaya, Manggala, dan sebagian Panakkukang.
“Jadi yang sering bermasalah memang Panaikang sama Antang. Jadi yang terdampak itu sekitar 60.000 pelanggan. 55.000 pelanggan di IPA Panaikang dan 5.000 dari IPA Antang,” Ungkapnya.
“Sementara kebutuhan pelanggan untuk satu bulan itu sekitar 20 sampai 25 kubik per bulan (1 kubik 1.000 liter),” pungkasnya.
(Nurhidaya)
















