INFOKINI.ID, GOWA– Seratus hari kerja kepemimpinan Bupati Sitti Husniah Talenrang dan Wakil Bupati Darmawangsyah Muin (Hati Damai) di Kabupaten Gowa menunjukkan capaian kinerja yang nyaris sempurna mencapai 100 persen. Lima prioritas program yang tercakup dalam Gowa Bersama dilaksanakan oleh pemerintah Kabupaten Gowa secara bersama-sama dengan Forkopimda, swasta dan melibatkan seluruh masyarakat Kabupaten Gowa. Gowa Bersama mencakup lima program, yaitu Gowa Bersih (Annangkasi), Gowa Sehat (Salewangang), Gowa Cerdas (Caradde’), Gowa Sejahtera (Massunggu) dan Gowa Aman (Masannang).

Dalam kepemimpinannya, baik Husniah Talenrang maupun Damawangsyah Muin gencar melakukan kunjungan lapangan secara langsung hingga ke pelosok. Hal ini menjadi salah satu cara untuk melihat langsung kondisi masyarakat Gowa, termasuk masyarakat yang berada dalam kondisi miskin ekstrem. Dari data yang dipaparkan Bupati Husniah Talenrang, ada 357 warga Gowa yang ditemukannya dan dikategorikan miskin ekstrem. Pemkab Gowa kemudian “mengeksekusi” warga masyarakatnya yang miskin ekstrem dengan melakukan intervensi, melalui pendampingan kepada keluarga miskin ekstrem. Gerakan Orang Tua Asuh (OTA), menjadi salah satu bentuk “eksekusi” yang digagas Husniah. Sebanyak 262 orang, yang terdiri dari Bupati dan Wabup Gowa, jajaran pejabat SKPD, Forkopimda, Tim Penggerak PKK dan Dharma Wanita Persatuan Setda Gowa menjadi OTA dari keluarga miskin ekstrem dengan jumlah yang berbeda. OTA bertanggungjawab memantau dan memberikan perhatian, bantuan, serta edukasi dan dialog kepada warga miskin ekstrem tersebut. Tujuannya agar warga bisa keluar dari kategori miskin ekstrem yang selama ini terus terjadi. Husniah menilai, begitu banyak masalah yang bisa ditimbulkan dari kemiskinan. “Dari kemiskinan, bisa menimbulkan masalah sosial lain, seperti tingginya angka kriminalitas, kebodohan, dan juga yang kami temukan adalah pernikahan usia anak,” ujar Husniah.

Langkah bersama ini disebut Husniah, merupakan strategi penghapusan masyarakat miskin ekstrem dengan cara mengurangi beban pengeluaran, pemberian bantuan sosial, menyiapkan akses terhadap kebutuhan dasar, meningkatkan pendapatan, menciptakan lapangan kerja, pemberdayaan ekonomi, memberikan Kodam usaha dan pelatihan keterampilan kerja. “Dalam 100 hari kerja ini, dari 357 masyarakat yang masuk kategori miskin ekstrem telah kita intervensi dan sudah tertangani semua. Ini karena seluruhnya kita lakukan secara bersama-sama. Tidak mungkin semua masalah bisa terselesaikan jika kita tidak bersama-sama dan ikut ambil bagian. Semua harus terlibat. Saya ingin budayakan kembali gotong royong di Gowa ini. Saya ingin jadikan gotong royong sebagai habit di Gowa ini untuk menyelesaikan masalah kita bersama,” tegas Bupati Gowa Husniah Talenrang dalam momentum publikasi program 100 hari kerja kepemimpinannya dalam program Gowa Bersama, Senin (26/5/2025) di Baruga Karaeng Galesong, Kantor Bupati Gowa.
Husniah juga mengungkapkan, bahwa penanganan miskin ekstrem juga dilakukan melalui penataan rumah keluarga ekstrem agar menjadi layak huni. Untuk ini, dilakukan bantuan bedah rumah pada 13 rumah dari 112 target rumah keluarga miskin ekstrem, bantuan perbaikan rumah layak huni kepada 36 dari 68 target rumah, termasuk juga bantuan pemasangan listrik pada 2 rumah keluarga miskin ekstrem.
Selain warga miskin ekstrem, hal yang diungkapkan Husniah dalam paparan 100 hari kerja Kabupaten Gowa di bawah kendalinya, adalah Gowa Annangkasi. Program yang bertujuan menciptakan lingkungan yang bersih, sehat dan nyaman ini, melibatkan seluruh pihak melalui kolaborasi aktif. Capaian kinerja untuk Gowa Annangkasi adalah pembersihan di 24 titik timbunan sampah dari 28 titik. Termasuk sejumlah sasaran pembersihan yang terdiri dari jalan utama, pedestarian, kantor pelayanan publik, rumah ibadah serta sejumlah fasilitas lainnya. Capaian kinerja tiga program lainnya dalam 100 hari kerja juga diungkapkan Husniah, yang mencapai realisasi 100 persen. “Masih ada beberapa hari lagi. Saya yakin kita bisa mencapai semuanya. Karena dengan bersama-sama, kita pasti bisa,” jelas Husniah.
Selain miskin ekstrem, program “Gowa Bersama” juga menyentuh upaya jaminan keamanan bagi masyarakat serta penerapan baca Al Quran bagi para siswa sebelum proses belajar mengajar dilakukan. Tak hanya siswa, para ASN juga diharapkan masuk dalam program ini. “Apa gunanya kecerdasan akademik jika nilai agama tidak ditanamkan. Melalui baca Al Quran, kita berharap nilai agama bisa tertanamkan kepada para generasi penerus. Demikian juga kepada ASN, kita bisa khatam Qur’an secara bersama-sama,” ujarnya.
Hadir dalam publikasi capaian 100 hari kerja tersebut, Wakil Bupati Gowa Darmawangsyah Muin, Sekda Andy Azis Peter, jajaran Forkopimda Gowa, pejabat SKPD, Ketua TP PKK, Ketua DWP Setda Gowa, camat dan lurah se-Kabupaten Gowa.(*)
















