INFOKINI.ID, MANDAI– Transformasi sosial yang diiringi kemajuan teknologi telah mengubah cara masyarakat bekerja, berinteraksi, berbelanja, dan berusaha. Dengan alasan tersebut, KUA Mandai bersama BKMT Kecamatan Mandai, menggelar Kegiatan Pemberdayaan Ekonomi Umat yang menghadirkan narasumber utama, Prof. Dr. Kasnaneny Karim, Guru Besar Bidang Manajemen Pemasaran Universitas Muslim Indonesia serta dan Herlinah, Dosen Universitas Handayani Makassar.
Kegiatan berlangsung di Mesjid Asma Binti Abu Bakar Perum Mitra Mas Batangase, Kabupaten Maros ini dihadiri, Kepala KUA Kecamatan Mandai beserta penyuluh agama, Ketua BAZANAS Kabupaten Maros, Ketua BKMT Kecamatan Mandai, serta puluhan peserta yang berasal dari majelis taklim, yang beberapa diantaranya telah memiliki usaha dan menampilkan produk usaha.
Prof. Dr. Kasnaneny Karim sebagai narasumber utama, menambahkan bahwa perubahan sosial ini menuntut inovasi produk dan strategi pemasaran yang relevan dengan kebutuhan konsumen saat ini. Kegiatan ini akan memberikan simulasi praktis penggunaan platform e-commerce dan media sosial sebagai sarana pemasaran. Peserta diajak mencoba langsung membuat akun bisnis dan mengunggah produk mereka, sehingga mereka pulang membawa keterampilan yang bisa langsung diaplikasikan.
“Tidak cukup hanya berjualan, pelaku usaha harus mampu memahami perilaku konsumen digital, membangun merek, dan menjaga kepercayaan pelanggan,” ujarnya.
Prof. Kasnaneny juga mengungkap bahwa pemasaran digital adalah seni sekaligus ilmu yang harus dikelola dengan cermat. “Kita perlu memahami siapa target pasar kita, apa yang mereka butuhkan, dan bagaimana cara menyampaikan pesan yang tepat. Konsistensi, kreativitas, dan pelayanan yang baik adalah kunci agar usaha tetap bertahan di tengah persaingan yang ketat di dunia maya,” pungkasnya.
Perkembangan pola pemasaran yang berbasis digital juga dikemukakan Herlinah, yang sesaat ini sebagai peneliti bidang komunikasi digital. Dipaparkannya bahwa pergeseran pola interaksi dari tatap muka (live syncronous) ke platform digital (virtual syncronous) menciptakan peluang baru di bidang usaha.
“Kita tidak lagi harus memiliki toko fisik untuk berjualan. Dengan media sosial dan marketplace, kita bisa menjangkau pembeli dari berbagai daerah, bahkan luar negeri. Tantangannya adalah bagaimana kita mampu beradaptasi dan belajar mengelola teknologi tersebut,” jelasnya.(*)
















