INFOKINI.ID, GOWA – Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gowa Wahyudin mengatakan saat ini Kabupaten Gowa berpotensi hujan sedang hingga lebat.
Pada kondisi hujan ini, bencana yang diprediksi bisa terjadi adalah bencana hidrometeorologi yang meliputi angin kencang, banjir dan longsor.
Karena itu, pihak BPBD Gowa mengimbau kepada masyarakat untuk terus memantau prakiraan cuaca harian dari BMKG dan hindari aktifitas di luar rumah saat cuaca ekstrem.
“Hindari berteduh di bawah pohon saat hujan deras. Selain itu, jagalah kebersihan lingkungan dan kebersihan drainase agar tidak menjadi ladang banjir. Kami juga mengimbau agar terus berkoordinasi dengan pemerintah setempat dan posko bencana di desa atau kelurahan,” imbau Wahyudin, Jumat (5/12/2025).
Dijelaskan Wahyudin, saat ini pihak BMKG mengeluarkan status peringatan dini curah hujan tinggi dengan beberapa kategorinya. Peringatan dini merupakan prediksi kondisi cuaca selama 10 hari mulai 1-10 Desember 2025.
Wahyudin menjabarkan, yang tergolong status waspada meliputi wilayah Bontonompo Selatan, Bontonompo, Bajeng, Bajeng Barat, Barombong, Pallangga, Bontomarannu, Manuju, Bungaya, Parigi, Bontolempangang dan Tombolo Pao.
Sedangkan yang tergolong Siaga meliputi wilayah Kecamatan Somba Opu, Pattallassang, Parangloe dan Tinggimoncong.
Menurutnya, saat ini lembaga terkait telah mengeluarkan peringatan dini curah hujan tinggi Dasarian I Desember 2025 mulai pada 1 hingga 10 Desember 2025. Di waktu 10 hari ini terdapat potensi curah hujan tinggi di Kabupaten Gowa dengan kategori waspada dan siaga.
Khusus prakiraan pada 4-6 Desember, potensi hujan sedang hingga lebat terjadi di wilayah Bontonompo, Bajeng, Parangloe, Bontomarannu, Pallangga, Somba Opu, Bungaya, Biringbulu, Barombong, Pattallassang, Manuju, Bontonompo Selatan dan Bajeng Barat.
“Sementara prakiraan cuaca pada 7-10 Desember 2025 potensi hujan sedang hingga lebat di Kecamatan Bontonompo, Bajeng, Parangloe, Bontomarannu, Pallangga, Somba Opu, Bungaya, Biringbulu, Barombong, Pattallasang, Manuju, Bontonompo Selatan dan Bajeng Barat,” jelas Wahyudin.
Wahyudin mengatakan bencana yang potensi terjadi dalam kondisi cuaca ekstrem ini adalah bencana hidrometerologi atau bencana yang diakibatkan oleh aktivitas cuaca seperti seperti siklus hidrologi, curah hujan, temperatur, angin dan kelembaban.
Sementara bentuk bencana hidrometerologi adalah banjir, badai, longsor, angin puyuh, gelombang dingin hingga gelombang panas dan kebakaran hutan.
















