Kisah Gopur yang Selamat dari Gempa Sulbar, Pulang ke Jatim Dibiayai Pemprov Sulsel

Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah saat kunjungi pengungsi di UPT Inang Matutu, Jalan Tamalate Makassar, Rabu (20/1/2021). (Humas Pemprov)

INFOKINI.ID, MAKASSAR – Para pengungsi korban gempa di Sulawesi Barat yang datang ke Kota Makassar, telah ditampung di sejumlah lokasi. Salah satunya di UPT Inang Matutu Kota Makassar.

Mereka yang ditampung di UPT Inang Matutu sebanyak 84 orang terdiri dari balita 11 orang, anak-anak 13 orang, remaja 17 orang dan orang dewasa 43 orang.

Dari 84 orang itu, salah satunya adalah Muhammad Gopur. Dia asli dari Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

Kepada INFOKINI.ID, Muhammad Gopur cerita mengenai situasi yang terjadi saat gempa bumi mengguncang Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat, Jumat, 15 Januari 2021 dini hari lalu.

Gopur mengatakan bahwa, waktu itu setengah 3 sore, gempa magnitudo 5,9 mengguncang daratan Mamuju dan Majene.

“Nah itu saya sudah panik, waktu itu saya jaga-jaga untuk mengungsi tapi mengungsi di rumah keluarga,” kata Gopur yang ditgemui di lokasi pengungsian di UPT Inang Matutu Makassar, Rabu (20/1/2021).

Ia mengungkapkan bahwa, saat berada di pengungsian di rumah keluarga semua berjaga hingga larut malam. Tepat pukul 03:30 pagi, Sabtu (16/1/2021), terjadi gempa susulan.

“Kita panik karena lampu langsung mati. Jam setengah 3 pagi semua berhamburan, kita waktu itu lokasi di RS Mitra Mamuju yang hancur itu,” ucapnya.

“Waktu itu sangat panik. Tapi alhamdulillah selamat semua pak, karena kita sudah antisipasi jadi kita persiapkan memang,” tambah Gopur.

Selain itu, kata dia, dirinya juga mendapat informasi terkait ada gempa susulan yang besar dari orang ke orang, dan dari informasi Badan Meterologi Klimatologi Geofisika (BMKG) setempat.

“Gempa pagi yang besar itu kita mengungsi di stadion, itu kita belum selamatkan barang-barang, Pak. Karena itu waktu kan malam. Jadi kita berlari berhamburan tapi keluarga masih sempat berkumpul. Kalau saya satu keluarga ada empat orang,” jelasnya.

Gopur menuturkan, setelah kejadian gempa itu, dirinya bersama keluarga masih di rumah untuk berkumpul lagi bersama keluarga besar. Dimana waktu itu menujukan tepat pukul 16.00 WITA.

“Banyak orang ribut bilang ada gempa susulan, baru kita dengar berita memang begitu. Akhirnya kita lari ke Kantor Gubernur. Di sana ada Dinas Sosial menyiapkan tenda. Jadi mualai Jumat sore kami mengungsi di tenda situ,” tutur Gopur.

Ia menambahkan bahwa, sebelum memutuskan untuk mengungsi ke Makassar, Gopur bersama keluarga besarnya bertahan tiga malam di tempat pengungsian yang disediakan Dinsos Sulbar.

“Jadi, kita dapat infomasi di sini melalui teman, bahwa di bandara ada bantuan pesawat hercules ke Makassar. Jadi saya disini sudah dua hari dua malam di Makassar, Mas,” tandas Gopur.

Setelah bertemu Gubernur Sulsel, dirinya minta dipulangkan ke kampung halamannya.

“Jadi kita diongkosi semua sampai ke tempat tujuan. Saya asli Jawa Timur, Kabupaten Gresik,” ucapnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa, total keseluruhan orang yang berasal dari Jawa Timur di Makassar sebanyak 15 orang. Namun, setelah melalui swab test satu orang dinyatakan reaktif, itupun yang punya balita umur satu tahun.

“Kemungkinan besar mungkin diisolasi dulu. Di sini orang tua sama adeknya ada disini, mungkin kalau sudah boleh dipulangkan baru dipulangkan. Tapi yang negatif ini yang pulang dulu, diusahakan secepatnya, besok kita berangkat,” papar Gopur.

Dikabarkan sebelumnya, Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah mengatakan, akan menyiapkan pesawat untuk mereka bisa kembali ke kampung halaman masing-masing, dan itu atas tanggungan Pemerinta Provinsi (Pemprov) Sulsel.

“Jadi, Insyaallah ini akan kita persiapkan keberangkatan balik ke Jawa Timur maupun Jawa Tengah. Insyaallah besok paling lambat,” tutup Nurdin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *