Infokini.id, Makassar– Setibanya di perairan Makassar, KM Lambelu langsung dikarantina diluar kawasan Pelabuhan Makassar. Pemeriksaan kesehatan bagi nakhoda dan petugas kapalpun dilakukan. Isolasi mandiri di atas kapal diberlakukan pula pada 146 orang yang ada di kapal, terdiri dari 107 Anak Buah Kapal (ABK) dan 39 mitra. Pengawasan atas kondisi ini, dilakukan sejumlah instansi dan stake holder terkait, diantaranya Kesyahbandaran, KKP, Polres Pelabuhan, Koramil, Dinas Kesehatan Makassar, Dinkes Provinsi Sulsel, serta Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pencegahan Penyakit dari Kemenkes. Sampel dari uji swab juga telah diambil dari seluruh personil yang ada di atas kapal pada Kamis (9/4/2020). Hal ini disampaikan Kepala bidang Lalu Lintas Angkutan Laut Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar, Sirajuddin.
“Kita sudah melakukan pengambilan sampel swab dari semua yang ada di atas kapal, baik ABK maupun mitranya. Pengambilan sampel dilakukan langsung oleh stake holder terkait. Dan hasilnya, kita tunggu dalam dua hari ini. Jika memang ada yang positif, akan kita segera rujuk untuk dirawat intensif di rumah sakit. Sedangkan bagi yang dinyatakan negatif, akan kita perpanjang masa isolasi mandiri di kapal, sesuai prosedur kesehatan yang berlaku. Sementara ini, baru penyemprotan disinfektan dan pengambilan sampel swab yang dilakukan. Kita menunggu hasil swab yang telah dikirimkan ke laboratorium,” papar Sirajuddin, melalui sambungan telpon, Jumat (10/4/2020).
Sirajuddin juga menambahkan sebelum ke Makassar, sedianya KM Lambelu transit di Pelabuhan Bau-bau setelah bertolak dari pelabuhan Maumere. Namun karena tidak ada penumpang, maka pelayaran diteruskan ke Pelabuhan Makassar sebagai homebase. KM Lambelu merupakan salah satu kapal Pelni dengan tipe 2000 dan memiliki rute Makassar-ParePare-Balikpapan-Tarakan-Nunukan-Pantoloan-Balikpapan-ParePare-Makassar-Bau-bau-Maumere-Bau-bau-Makassar-ParePare-Balikpapan-Pantoloan-Tarakan-Nunukan-Balikpapan-ParePare-Makassar. Perihal pemberlakuan portstay di Makassar bagi KM Lambelupun diakui PT Pelni (Persero) melalui Kepala Kesekretariatan Perusahaan PT Pelni (Persero), Yahya Kuncoro dalam rilisnya. Langkah ini menurut Yahya, diambil selain untuk melakukan pemeriksaan kesehatan bagi nakhoda dan petugas kapal, juga karena beberapa rute yang dilalui oleh kapal tidak dapat disinggahi akibat penutupan wilayah yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) setempat.
Sesuai dengan protokol kesehatan, saat ini nakhoda beserta petugas kapal menjalani isolasi mandiri diatas kapal dengan pengawasan dari manajemen dan otoritas pelabuhan di Makassar. Adapun jarak antara kapal dan daratan sejauh 2 mill. Sehingga nakhoda kapal beserta seluruh ABK telah diinstruksikan untuk tetap berada di atas kapal hingga hasil pemeriksaan kesehatan diterima.
Inisiatif porstay untuk KM Lambelu juga dilakukan sebagai bentuk efisiensi serta keamanan dan keselamatan seluruh petugas kapal. “Seluruh rute kapal yang dioperasikan oleh Pelni merupakan penugasan dari pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perhubungan. Sehingga dengan adanya penutupan sejumlah pelabuhan, terutama yang dilalui oleh KM Lambelu, harus dilakukan penyesuaian terhadap rute pelayarannya. Saat ini manajemen tengah berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan,” terang Yahya.
Pemantauan dan pengawasan juga dilakukan oleh Koramil 1408-3/Wajo. Danramil 1408-3/Wajo, Mayor Cba (k) Muryanti, SE, M.Sc menambahkan bahwa sesuai prosedur yang ada, koramil dilibatkan dalam pengawasan karena berada dalam wilayah teritorial Koramil Wajo. “Kita tetap melakukan pengawasan dan pemantauan, karena masuk dalam wilayah teritoral Koramil Wajo,” singkat satu-satunya perempuan yang menjabat Danramil di Kodim 1408/BS ini.(lin)
















