INFOKINI.ID, GOWA – Kabupaten Gowa menjadi kabupaten dengan peringkat pertama untuk penurunan kasus stunting di Sulsel. Untuk kinerja lokus pelaksanaan konvergensi intervensi penurunan kasus stunting terintegrasi di Sulsel ini, Kabupaten Gowa meraih skor 38 dari 9 kabupaten/kota di Sulsel.
Kadis Kesehatan Kabupaten Gowa, dr Hasanuddin, saat dikonfirmasi atas prestasi ini menjelaskan bahwa untuk kinerja ini, semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terlibat di dalamnya, sesuai dengan tupoksi masing-masing.
“Semua OPD terlibat di dalam penanganan stunting di Gowa, sesuai peran dan tupoksinya masing-masing. Penanganan stunting yang dipimpin Bupati Gowa, terbagi dalam dua, yaitu secara sensitif dan spesifik. Secara sensitif inilah yang melibatkan OPD, diantaranya diknas, dinsos, ketahanan pangan, BKKN, dan lainnya, termasuk PKK Gowa. Sementara untuk spesifik, dinas kesehatan menjadi leading sektornya. Dinkes melakukan pemantauan mulai dari gizi dan pemeriksaan ibu saat hamil,” katanya, Senin (19/10/2020).
Menurutnya, stunting tidak hanya terkait gizi, tetapi juga karena pengaruh lingkungan. “Masa terpenting pencegahan itu dimulai saat pada masa kehamilan hingga usia 2 tahun,” jelas dr Hasanuddin.

Di kesempatan yang sama, Lisnawati Djamaluddin, pengelola program gizi Dinkes Gowa menambahkan, di Kabupaten Gowa ada 50.000 anak di 5 kecamatan yang menjadi sasaran pemeriksaan stunting. Namun dari jumlah tersebut, 3.000 diantaranya ditemukan positif mengalami stunting.
“Inilah yang sejak Februari 2020 kemarin menjadi fokus penanganan. Karena dalam pelaporan dilakukan dua kali dalam setahun yaitu pada Februari dan Agustus. Dan ini sudah kita sosialisasikan sejak Februari 2020,” jelasnya.
Lisnawati juga memaparkan bahwa 5 kecamatan yang dimaksud sebagai daerah lokus penanganan stunting, yaitu Bontonompo, Bontonompo Selatan, Barombong, Manuju, dan Bajeng Barat.
Sementara itu, Kabis Kesehatan Masyarakat Dinkes Gowa, Nurmiati menambahkan, penanganan stunting di Kabupaten Gowa dilakukan tak hanya saat ada temuan kasus. Tapi lebih kepada pencegahan.
“Pencegahan dimulai dari ibu hamil. Melalui pemeriksaan ibu hamil, dengan mengkonsumsi tablet penambah darah. Sementara pasca kelahiran, bagaimana makanan pendamping asi, pola asuh dan pola makan, bagaimana ibu menstimulasi pertumbuhan anak, termasuk pemberian vitamin dan imunisasi,” ujarnya. (Elin)
















