INFOKINI.ID, MAKASSAR – Penjabat (Pj) Wali Kota Makassar Prof Rudy Djamaluddin menjadi orang pertama di Kota Makassar yang disuntik vaksin pada tahap pertama ini.
Pasalnya, ia dinyatakan lolos untuk menerima vaksin sinovac, setelah melakukan uji screening.
Rudy mengatakan, setelah melakukan penyuntikan vaksin Sinovac, ia tidak merasakan apa-apa.
“Tidak ada dirasa, sama sekali tidak terasa suntiknya. Tidak ada dirasa apa-apa. Jarumnya kan halus, ini kan jenis suntikan bayi. Jadi, kita bersyukur vaksinator kita sudah pengalaman dalam menyuntik sehingga tidak terasa,” jelasnya usai divaksin, di Puskesmas Makkasau, Kamis (14/1/2021).
Prof Rudy menyebut ia merasa pegal-pegal, namun hampir tidak merasakan.
“Memang bagian tangan kiri ini, apakah pengaruh itu atau tidak entah sugesti atau apa, terasa pegal-pegal, hampir tidak ada (dirasa) tapi kalau yang lain tidak ada,” tuturnya.
Jadi, kata Prof Rudy semua vaksinator itu sudah terdaftar dan terlatih.
“500 vaksinator yang sudah disiapkan untuk Kota Makassar,” sebutnya.
Sementara itu, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan, Agus Djaja mengatakan, tidak sembarang orang bisa mendapatkan vaksinasi.
“Yang tidak bisa divaksin atau belum layak divaksin covid bagi penderita penyakit komorbid, seperti punya riwayat diabetes, jantung dan tekanan darah tinggi,” sebutnya.
Agus menjelaskan tahapan melakukan vaksinasi Covid-19, sebelum menerima vaksin, Tim vaksinasi Covid-19-19 melakukan tes tekanan darah dan melakukan uji screening untuk mengetahui ada atau tidak ada gejala penyakit yang dirasakan.
“Diukur dulu tekanan darahnya nanti dokter yang melihat bisa divaksin atau tidak, kemudian ada 16 pertanyaan yang ditanyakan oleh penerima vaksin, yang diutamakan adalah kejujuran dari orang yang divaksin,” jelasnya.
Selain itu, dia mengatakan pencanangan vaksinasi Covid-19 ini dilakukan sebanyak 11 orang dan tujuh yang tidak memenuhi syarat untuk menerima vaksin.
“Saya tidak hafal semua, yang jelas Ketua DPRD Kota Makassar dan Sekda Makassar tidak memenuhi syarat, karna tekanan darah tinggi, jadi mereka ditunda dulu vaksinnya setelah normal kembali baru bisa divaksin,” tutupnya.
Nurhidaya/B
















