INFOKINI.ID, MAKASSAR– TNI AD harus mengambil bagian dalam membantu pemerintah termasuk mampu menjadi solusi bagi permasalahan yang dihadapi masyarakat. Bukan sebaliknya, menakut-nakuti masyarakat. Hal ini ditegaskan Pangdam XIV/Hasanuddin Mayjen TNI Totok Imam Santoso, di sela-sela coffee morning dengan insan media se-Kota Makassar, Jumat (23/9/2022) di Makodam Hasanuddin.
Salah satunya, TNI AD khususnya Kodam Hasanuddin mengambil bagian dalam upaya menurunkan dan mencegah angka stunting di Indonesia. “Telah diperintahkan dari pimpinan atas dalam hal ini Kasad, seluruh TNI AD khususnya di Kodam Hasanuddin untuk membantu pemerintah dalam menurunkan angka stunting. Di Sulsel masih berada di angka 27 persen, di atas standar nasional yang berada pada 24 persen. Sehingga akan kita genjot daerah yang masih tinggi angka stuntingnya. Stunting terkait dengan terganggunya pertumbuhan akibat kurang gizi, yang dimulai sejak terjadi pembuahan awal hingga anak yang dilahirkan berusia dua tahun. Dan sesuai pengarahan Kasad, TNI harus menjadi solusi bagi masalah yang dihadapi serta membantu pemerintah dalam penanganan masalah, termasuk untuk stunting,” papar orang nomor satu di Kodam Hasanuddin ini.

Mantan Danpussenarmed ini juga menyebut, bahwa pengukuhan Bapak dan Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS) menjadi amanah yang harus dilaksanakan. “Angka stunting untuk wilayah kita masih lebih besar dari standar nasional, sehingga akan kita genjot daerah yang memang masih cukup tinggi angka stuntingnya untuk menurunkannya. Saya sudah perintahkan danrem dan dandim untuk menindaklanjutinya hingga ke tingkat bawah,” ujarnya.
Pangdam juga mengatakan, akan melakukan operasi massif untuk program penurunan angka stunting di wilayah Kodam Hasanuddin. Salah satunya adalah aksi pembagian vitamin dan edukasi kepada kaum wanita yang akan menikah. “Dalam waktu dekat rangkaian HUT TNI akan kita hadirkan pemberian vitamin dan mengedukasi masyarakat, terutama kaum wanita yang akan menikah, agar menjaga pemenuhan gizi. Kita juga akan massifkan operasi untuk sejumlah wilayah yang masih tinggi angka stuntingnya, dengan melibatkan kodim dan BKKBN hingga ke tingkat bawah,” jelas pangdam.
Sementara itu secara terpisah, Dandim 1408/Makassar Letkol Inf Nurman Syahreda mengatakan berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Makassar, tahun 2019 silam jumlah balita yang mengalami stunting sebanyak 8,6 persen.

Menurut Letkol Nurman Syahreda, dengan data itu membuktikan bahwa implementasi dari kebijakan program penurunan stunting di Kota Makassar, berjalan dengan baik. Kegiatan berupa penyuluhan ke rumah lokasi intervensi stunting rutin dilakukan pihak dinas kesehatan bersama aparat kewilayahan, dalam hal ini babinsa. Dandim juga berharap, edukasi yang rutin dilakukan bisa membuat masyarakat semakin menyadari pentingnya pola hidup sehat dan terpenuhinya gizi, terutama selama program kehamilan.
“Amanah sebagai bapak dan bunda asuh anak stunting, tentu akan kami laksanakan dengan maksimal. Dilibatkannya TNI dalam upaya penurunan stunting, kita harapkan bisa menyelesaikan masalah bangsa ini, seperti yang sudah diarahkan pimpinan. Stunting itu disebabkan karena kurang asupan gizi dan kurangnya kesadaran masyarakat terkait pentingnya pola hidup sehat. Peran tim kesehatan bersama Babinsa kita maksimalkan, dalam melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait stunting ini, khususnya bagi wanita yang akan menikah. Kami dari kodim sebagai bapak dan bunda asuh telah memberikan bantuan baik berupa dana, makanan bergizi seperti beras, telur, susu, biskuit, buah dan vitamin kepada anak stunting. Kita berharap angka stunting di Makassar bisa terus menurun hingga di titik terendah atau bahkan tidak ada,” jabar Dandim.(*)
















