INFOKINI.ID, GOWA – Sejumlah rumah warga rusak diterjang bencana tanah longsor di Kelurahan Bontolerung, Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Akibat longsor yang terjadi pada 24 Desember 2022 lalu, hingga kini rumah-rumah warga itu belum bisa ditempati kembali.
Warga yang rumahnya rusak akibat longsor, saat ini masih mengungsi di sejumlah rumah kerabat mereka.
Selain rumahnya belum bisa diperbaiki dan ditempati lagi, warga juga masih diminta bertahan di pengungsiannya untuk sementara karena kondisi area pemukiman mereka diakui masih sangat labil jika cuaca ekstrem datang lagi.
Lurah Bontolerung Muh Ramli Kio tak henti menyambangi para warganya yang masih mengungsi. Selain melihat kondisinya, juga diperhatikan kebutuhannya seperti kebutuhan pokok sehari-hari dan perlengkapan lainnya seperti selimut. Ada 121 KK pengungsi yang berasal dari Lingkungan Bontote’ne dan Lingkungan Panaikang.
“Iya, sebanyak 121 KK masih mengungsi dan belum bisa kembali ke rumahnya karena kondisi rumahnya belum bisa ditempati. Mereka hanya bisa datang ke rumahnya untuk sekadar membersihkan bekas-bekas material longsor itupun tidak lama sebab jika hujan deras akan sangat mengkhawatirkan (memungkinkan longsor susulan) akibat luapan aliran air terjun yang tumpah dari bagian hulu (bagian atas),” ujar Ramli, usai membagikan sembako, Jumat (13/1/2023) siang.
Bersama aparat kelurahan dan Babinsa serta Ketua PKK Bontolerung, Ramli menyasar para pengungsi dari rumah ke rumah menyerahkan bantuan kebutuhan pokok serta selimut.
“Ada 15 paket sembako kami serahkan di pengungsian termasuk 50 pcs selimut. Para pengungsi ini yang rumahnya terkena longsor yang berlokasi di sekitar permandian air terjun Takapala. Bantuan ini merupakan tahap kedua. Pada tahap pertama kami serahkan 125 paket sembako,” kata Ramli lagi.
Ramli berharap kondisi cuaca ekstrem berangsur hilang sehingga lebih memudahkan masyarakat bersama pemerintah setempat membersihkan material-material longsoran yang masih tersisa.
Diketahui pada 24 Desember 2022 lalu sungai hulu air terjun Takapala meluap dan jatuh ke bawah sehingga mengakibatkan longsor di beberapa tebing di area pemukiman warga.
Akibat longsor tersebut, ada tiga rumah warga rusak parah. Satu unit tertimbun material sehingga rusak parah dan dua unit terbawa arus sungai.
Selain itu, longsor juga menyebabkan empat warga meninggal dunia, masing-masing satu orang warga setempat dan tiga orang lainnya adalah pendatang asal Kabupaten Pangkep.
















