INFOKINI.ID, GOWA– Duet Bupati dan Wakil Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan dan H Abd Rauf Malaganni (Adnan-Kio) yang tetap langgeng hingga dua periode kepemimpinan di Kabupaten Gowa, merupakan bukti pasangan pemimpin ini harmonis. Harmonisasi yang tercipta antara Adnan dan Rauf Malaganni dalam menahkodai Kabupaten Gowa bahkan membuahkan 229 penghargaan, sebagai pengakuan atas inovasi dari pelaksanaan pembangunan sejak awal menahkodai Gowa tahun 2006 hingga 2024. Sebagai Wakil Bupati, Rauf mengerti posisinya. Loyalitas juga menjadi bagian dari harga mati yang dijunjung tinggi oleh pamong senior yang telah banyak makan asam garam dalam sejumlah jabatan di pemerintahan.

Kunci “kelanggengan ” dan harmonis kepemimpinannya bersama Adnan yang akan rampung pada Februari 2026 mendatang, diungkapkannya di sela kunjungan silaturrahmi tokoh di sejumlah desa yang ada di Kabupaten Gowa. “Jabatan itu bukan bukanlah segala-galanya yang penting adalah bagaimana kita bisa menempatkan diri. Wakil itu sama ji ban serep. Disaat dibutuhkan baru dipakai juga sebagai pengganti bupati saat dibutuhkan. Itu yang harus dipahami. Kalau kita tahu posisi kita, maka sebagai pemimpin, pasti bupati juga akan memahami keberadaan wakilnya. Jika semua itu kita lakukan, maka Insyaa Allah akan langgeng,” jabar pamong yang mengawali kariernya sebagai tenaga penyuluh pertanian ini.

Karaeng Kio, sapaan yang lekat bagi Abdul Rauf Malaganni, juga mengungkap bahwa menjadi pemimpin itu adalah tanggungjawab besar yang tidak main-main. Karena sebagai pemimpin, Rauf menegaskan, harus memiliki kepedulian tinggi terhadap wilayah dan masyarakatnya. “Pemimpin itu pasti selalu memikirkan rakyatnya, kepentingan rakyatnya dan yang terbaik untuk rakyatnya. Jumlah penduduk yang ada di kabupaten Gowa itu 800 ribu. Tentu tidak boleh main-main untuk memimpin Gowa. Kalau mau bangun dan mempercepat pembangunan yang telah dilaksanakan, maka keberlanjutanlah kuncinya. Selama hampir dua periode, kami menyadari bahwa masih ada program yang belum selesai dengan sempurna karena keterbatasan waktu dan juga anggaran. Salah satunya adalah infrastruktur jalan. Total panjang jalan yang ada di Kabupaten Gowa ini adalah 2.800 kilometer. Sementara dalam setahun paling banyak yang bisa dikerjakan pemerintah itu adalah 150 kilometer. Jadi jika dua periode, maka kami laksanakan pembangunan infrastruktur jalan hanya sepanjang 1.500 kilometer. Ini baru satu contoh, yang harus kita rampungkan agar bisa sempurna. Demikian juga dengan kelanjutan program yang kami anggap penting dan bermanfaat bagi masyarakat, seperti program Mahasantri, Investasi SDM 1/4 abad dan Beautiful Malino. Ketiga program ini, kita anggap baik bagi daerah dan masyarakat. Mahasantri kita ingin tak hanya sebatas desa saja, tetapi kita akan lanjutkan hingga bisa satu RT/RW satu hafiz dan bisa mencapai pendidikan hingga perguruan tinggi. Demikian juga dengan investasi SDM 1/4 abad, yang tujuannya adalah memberikan kesempatan pendidikan hingga ke tingkat perguruan tinggi bagi anak-anak Gowa yang tidak mampu. sementara Beautiful Malino, memberikan dampak yang luar biasa bagi perekonomian masyarakat Gowa. Ini semua, hanya ada jaminan bisa terus dilakukan jika ada keberlanjutan kepemimpinan, dari yang memang memahami benar maksud dari program itu. Karena banyak contoh pembangunan dan anggaran yang sia-sia, karena kepemimpinan yang baru dengan programnya sendiri. Disinilah pentingnya sebuah keberlanjutan. Agar waktu dan anggaran bisa benar-benar efektif untuk kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat,” jabar Rauf, yang dalam silaturrahminya juga mengungkapkan ketegasan sikap politiknya yang akan maju sebagai Bakal Calon Bupati Gowa periode 2024-2029.
Di hadapan ribuan masyarakat yang hadir dalam setiap momen kunjungan di setiap kecamatan, Rauf juga mengingatkan soal pentingnya persatuan dan kekompakan, khususnya menjelang pilkada. “Pilkada itu adalah pesta demokrasi untuk memilih sosok pemimpin yang terbaik dari sosok yang baik. Perbedaan itu adalah hal yang wajar. Jadi jangan karena perbedaan pilihan, kita harus bermusuhan dengan keluarga, kerabat dan tetangga. Pilihkan calon memimpin sesuai hati nurani, tentu dengan berbagai pertimbangan. Salah satunya adalah pengalamannya dalam pemerintahan,” kunci Karaeng Kio.(*)
















