INFOKINI.ID, MAKASSAR– Kepala Staf Kodam (Kasdam) XIV/Hasanuddin, Brigjen TNI Rusmili memimpin upacara penerimaan Satuan Tugas (Satgas) Batalyon Infanteri (Yonif) 726/Tamalatea yang purna tugas operasi Pengamanan Perbatasan Republik Indonesia-Papua Nugini (Pamtas RI-PNG) Statis di Provinsi Papua Selatan. Upacara penerimaan ratusan personil tersebut dilaksanakan di Dermaga Layang Lantamal VI Makassar, Jalan Yos Sudarso, Kota Makassar, Kamis (7/11/2024).

Selama 15 bulan bertugas menjaga wilayah perbatasan dari kejahatan lintas negara, pasukan yang dipimpin Dansatgas Letkol Inf Anta Sihotang ini mencatat sejumlah prestasi pengamanan, mulai dari temuan dua pucuk senjata dari hasil sweeping hingga temuan adanya indikasi peredaran narkoba jenis ganja dari negara Papua Nugini (PNG) masuk ke Indonesia. Satgas ini juga melaksanakan berbagai program pembinaan teritorial, membantu program pemerintah daerah setempat dan memberikan sumbangsih positif dalam meningkatkan kesejahteraan serta membantu kesulitan masyarakat di perbatasan RI-PNG.

Kasdam di kesempatan itu mengungkapkan kebanggaan atas keberhasilan penugasan sekaligus harapannya kepada pasukan. “Upacara penyambutan ini adalah wujud penghargaan kepada para prajurit yang telah selesai melaksanakan tugas operasi, sekaligus merupakan kebahagiaan dan kebanggaan pimpinan ketika menyambut prajuritnya kembali dari medan operasi dalam keadaan aman. Diharapkan keberhasilan yang telah diraih dapat terus ditingkatkan di lingkungan satuan maupun pada penugasan-penugasan selanjutnya, sehingga profesionalisme tetap terjaga dan dicintai rakyat,” ujarnya.
Di kesempatan yang sama Dansatgas sekaligus Danyonif 726/Tml, Inf Anta Sihotang mengungkapkan kegiatan yang telah dilakukan pasukannya. “Kami laksanakan Pamtas RI-PNG sektor Selatan Kabupaten Merauke mulai Agustus 2023 hingga Oktober 2024. Sesuai tugas pokok, yaitu untuk pengamanan perbatasan di wilayah Merauke, mengantisipasi tindakan dari kelompok separatis Papua merdeka dan kegiatan tindakan bersifat ilegal lainnya antar negara, khususnya di wilayah perbatasan. Selama 15 bulan bertugas, kami dapatkan dua pucuk senjata masing-masing satu pucuk senjata rakitan dan satu pucuk senjata mauser, yang digunakan masyarakat untuk berburu. Dari sweeping di perbatasan itu juga, ditemukan adanya peredaran narkoba dari negara PNG. Walaupun jumlah kadarnya kecil karena hanya beberapa gram, tetapi memang ada indikasi peredaran narkoba dari negara PNG jenis ganja masuk ke Indonesia,” jelasnya.
Ditambahkannya juga bahwa pasukan Yonif 726/Tml juga melakukan pembinaan teritorial kepada masyarakat. “Masyarakat khususnya masyarakat asli Papua yang masih berbudaya mencari ikan dan berburu, kita bina untuk berubah, agar berkegiatan positif lainnya seperti bercocok tanam untuk meningkatkan target hidup mereka,” tambahnya.(*)
















