dr. Fahrizal Arrahman Ingatkan Pemkot: Makassar Creative Hub Harus Jadi Program Unggulan

Anggota DPRD Kota Makassar Fraksi PKB, dr. Fahrizal Arrahman Husain. (Foto:ist)

INFOKINI.ID,MAKASSAR—Anggota DPRD Kota Makassar dari Fraksi PKB, dr. Fahrizal Arrahman Husain, mengingatkan Pemerintah Kota Makassar agar tidak menjadikan program Makassar Creative Hub sekadar pelengkap dalam tujuh program unggulan Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin.

“Jangan sampai Makassar Creative Hub hanya tempelan dari program lain yang sudah punya branding kuat di masyarakat seperti stadion, seragam gratis, layanan kesehatan, dan super apps,” kata dr. Fahrizal dalam Podcast Rakyat Sulsel, Jumat (25/04/2025).

Politisi kelahiran 3 Juni 1993 itu menegaskan pentingnya kejelasan arah dan tujuan program tersebut. Ia mencontohkan pendekatan berbasis hasil (output dan outcome) seperti yang diterapkan dalam manajemen rumah sakit.

Dalam video Wali Kota disebutkan bahwa Creative Hub bertujuan mengurangi pengangguran. “Peserta harus benar-benar dibekali keterampilan dan pengetahuan agar mampu membuka lapangan kerja atau UMKM. Jika ini tercapai, PAD Makassar juga akan meningkat,” ujarnya.

Sebagai anggota Komisi D DPRD Makassar, dr. Fahrizal mengaku telah mempertanyakan pelaksanaan program ini kepada Dinas Ketenagakerjaan Kota Makassar. Menurutnya, program ini perlu melibatkan lintas sektor seperti Dispar, Dinsos, dan BRIDA.

“BRIDA harus dimanfaatkan untuk memetakan sektor kerja yang dibutuhkan dan diminati masyarakat. Jangan hanya mengumpulkan banyak orang tanpa arah yang jelas,” tegasnya.

Ia juga menyarankan agar anggota DPRD dilibatkan secara aktif dalam perencanaan Makassar Creative Hub. “Kami punya konstituen yang sering bertanya soal peluang kerja. Jadi penting agar kebutuhan masyarakat bisa disalurkan melalui program ini,” kata peraih suara terbanyak Pemilu 2024 dengan 12.103 suara itu.

Lebih jauh, Fahrizal melihat Creative Hub sebagai ruang kolaborasi anak muda yang peduli lingkungan. Ia mencontohkan komunitas “Hantu Kanal” yang dibentuknya di Barana dan Maccini Gusung, fokus membersihkan kanal dan got di lingkungan mereka.

“Mereka mirip Pandawara. Kalau dikelola dengan baik, kanal bisa bersih, jadi tempat wisata, bahkan alternatif transportasi. Anak-anak muda seperti ini harus dimasukkan dalam Creative Hub,” jelasnya.

Tak hanya itu, dr. Fahrizal menyoroti lemahnya promosi sebagai kendala utama program pemerintah tidak dikenal luas. “Sering saya sampaikan ke dinas-dinas saat rapat monitoring dan evaluasi, anggaran hanya fokus ke infrastruktur, tapi tidak ada alokasi untuk sosialisasi,” ungkapnya.

Menurutnya, Makassar Creative Hub adalah program mulia yang harus disampaikan secara luas ke masyarakat. “Banyak program bagus tapi tidak diketahui publik,” tambahnya.

Selain soal Creative Hub, dr. Fahrizal juga menyoroti ketimpangan fasilitas pendidikan di Makassar, termasuk toilet sekolah yang tidak layak. Ia mengungkapkan DPRD telah melakukan inspeksi mendadak ke sejumlah sekolah.

“Meski sekolah sekarang disamaratakan, masyarakat masih menganggap sekolah unggulan lebih baik. Ini menyebabkan banyak siswa tidak terdaftar di Dapodik karena ingin masuk ke sekolah favorit,” ujarnya.

Ia menambahkan Dinas Pendidikan perlu aktif mengedukasi masyarakat tentang keberadaan 10 sekolah baru agar minat masyarakat meningkat.

“Tapi itu juga harus dibarengi dengan peningkatan kualitas dan fasilitasnya,” tutup dr. Fahrizal. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *