25 Anak Bersaing Raih Predikat Duta Anak Gowa, Jalani Karantina dan Pembekalan

Pembukaan karantina menuju pemilihan duta anak tingkat Kabupaten Gowa, Kamis (26/62025).

INFOKINI.ID, GOWA– Pemilihan Duta Anak Tingkat Kabupaten Gowa untuk tahun 2025 kembali digelar. Sebanyak 25 anak yang terdiri dari 9 laki-laki dan 16 perempuan dari 18 Kecamatan se-Kabupaten Gowa, menjalani karantina untuk tahapan babak final pemilihan duta anak tahun 2025 tersebut. Duta anak yang dikarantina ini, merupakan duta terpilih dari proses seleksi dari 58 orang pendaftar. Karantina ini akan berlangsung selama dua hari, dan akan masuk pada tahap final pada Jumat, 27 Juni 2026. Para duta anak juga menjalani tahapan pembekalan, baik sisi unjuk kemampuan dan juga keterampilan serta materi pengembangan diri. Dua narasumber, yaitu Andi Nurlela yang merupakan Konsultan Program Child Protection Unicef-Yayasan Bakti dan Prof Muh. Jufri, Psikolog, dihadirkan untuk memberikan materi kepada puluhan duta, yang nantinya diseleksi untuk mewakili Kabupaten Gowa di kegiatan serupa pada level Provinsi Sulawesi Selatan.

Pembukaan karantina dan pembekalan dilakukan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Gowa, Kawaidah Alham, Kamis (26/6/2025) di Hotel Aryaduta Makassar. Dalam sambutannya, Kawaidah mengungkapkan bahwa even ini menjadi even tahunan bergengsi bagi anak. Para anak yang telah terjaring dalam proses seleksi dari awal hingga akhir, telah menjadi duta anak di wilayahnya sendiri. Tak hanya itu, seluruh rangkaian seleksi juga disebutkannya, merupakan bekal anak tak hanya dalam berkompetisi, tetapi juga dalam pengembangan kreatifitas dan kepribadiannya, termasuk menggugah kepeduliannya terhadap berbagai masalah yang kerap dihadapi anak. Karena salah satu tujuan pemilihan Duta Anak adalah menjadikan anak, sebagai Pelopor dan Pelapor (2P) untuk berbagai hal yang terkait anak. 

“Anak merupakan orang yang harus bergembira dan dibekali berbagai hal yang bermanfaat untuk dirinya, termasuk contoh hal baik yang harus diterimanya. Karena, banyak kasus dan masalah yang menimpa dan dilakukan anak, karena salah pola asuh dan contoh serta perlakuan serupa yang dialaminya. Seperti bullying, anak yang kerap melakukan pembullyan, kebanyakan adalah anak yang di dalam proses hidupnya sering mengalami ejekan, tindak kekerasan atau hal lain yang bersifat menyakitkan, baik dari saudara, keluarga ataupun lingkungan sekitarnya. Dalam seleksi ini, anak-anak dibekali berbagai hal yang sifatnya membentuk karakter serta keterampilan untuk pengembangan skill dan kreatifitas mereka. Anak-anak yang menjadi duta harus bisa menjadi Pelopor dan Pelapor. Pelopor para anak di kecamatan untuk  tidak putus sekolah, tidak menikah usia anak dan tidak melakukan kekerasan, serta mampu menjadi contoh bagi anak di sekitarnya. Selain itu, menjadi pelapor, atas masalah anak, seperti kekerasan anak,” jelasnya.

Ditambahkannya juga, pemilihan duta anak adalah ajang unjuk bakat dan keterampilan, seperti skill public speaking. Diharapkan yang masuk dalam babak ini, akan berkembang lebih baik lagi untuk menuju tingkat yang lebih tinggi dalam pengembangan diri. Selain proses seleksi duta anak, Kawaidah juga menyebutkan, wadah bagi pengembangan diri dan kepribadian lainnya adalah Forum Anak.

“Nantinya, terpilih atau tidak, diharapkan jangan sampai di sini saja. Karena pemilihan duta hanya sebagian dari proses kalian untuk menuju tingkat yang lebih tinggi. Setelahnya jangan tinggalkan forum anak untuk wadah mengembangkan diri dan keterampilan, agar menjadi lebih baik, lebih berkembang. Bisa menjadi motivator dan pelopor untuk anak di wilayahnya masing-masing, serta menjadi pelapor atas masalah yang dihadapi anak, seperti kekerasan terhadap anak. Di forum anak, dilatih keberanian bersuara dan berpartisipasi dalam berbagai hal dan tentu bermanfaat bagi anak,” tambah Kawaidah.

Di kesempatan yang sama, orang tua dari salah seorang peserta dari Desa Majannang Kecamatan Parigi, Ali Said, mengungkapkan apresiasi terhadap ajang ini. Diyakininya, seleksi dan tahapannya memberikan dampak positif bagi putri semata wayangnya, Syifatul Husniah yang kini berusia 14 tahun. “Tentu saya berharap anak saya bisa menjadi sesuai tujuan yang diinginkan dari seleksi ini. Menjadi pelopor untuk anak-anak di desa dan menjadi pelapor untuk membantu masalah yang dihadapi anak-anak. Saya melihat potensi anak saya, dan melalui ajang ini saya berharap potensi itu bisa lebih tergali lagi. Tentu saja semoga bisa menjadi yang terbaik dan masuk dalam duta anak dari Gowa nantinya,” ujarnya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *