Terorisme Ancam NKRI, Dandim 1409/Gowa: Ada Intoleransi karena Menganggap Hanya Dirinya yang Benar

Dialog Publik yang digelar DPC Sahabat Polisi Indonesia (SPI) Kabupaten Gowa, dengan menghadirkan sejumlah narasumber.(Foto:ist)

INFOKINI.ID, GOWA– Aksi terorisme dan radikalisme merupakan aksi yang tak bisa ditoleransi dari sudut pandang manapun. Tak ada pembenaran untuk tindakan terorisme. Aksi teror dan paham radikalisme ini menjadi ancaman bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal ini ditegaskan Dandim 1409/Gowa, Letkol Arh Muh Suaib, saat menjadi salah seorang narasumber, dalam Dialog Publik dengan tema “Radikalisme dan Terorisme Ancaman NKRI” yang diselenggarakan DPC Sahabat Polisi Indonesia (SPI) Kabupaten Gowa, Jumat (16/4/2021) di Mario Cafe.

“Dalam paham radikalisme dan terorisme, ada intoleransi yang menganggap hanya dirinya yang benar. Selain itu ada yang salah dari pemahaman aqidahnya. Dari sisi dan ajaran agama manapun, tak ada yang membenarkan perbuatan aksi teror yang melakukan bunuh diri dan mengakibatkan jatuhnya korban jiwa,” tegasnya.

Tak hanya Dandim, aksi teror bom baik berupa ancaman ataupun aksi bom bunuh diri juga dikecam Pengamat Politik dan Kebangsaan Provinsi Sulsel, DR Arqam Azikin. Dalam paparannya, salah seorang Dosen di Unismuh Makassar ini menegaskan bahwa aksi teror yang dilakukan adalah akibat dari salah pemahaman tentang jihad yang sebenarnya.

Arqam pun secara tegas mengatakan bahwa tak ada pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) jika berbicara penumpasan separatis dan teroris. Bahkan tak harus ada kompromi jika berbicara kedaulatan NKRI. “Banyak pelaku bom bunuh diri adalah akibat salah doktrin dan salah peaham tentang jihad. Para ulama telah sepakat, bahwa membunuh tanpa alasan merupakan dosa besar apalagi membunuh orang yang sedang melaksanakan ibadah. Jadi tak ada pelanggaran HAM dalam penumpasan separatis dan teroris. Kalau berbicara kedaulatan NKRI, tak ada yang perlu dikompromi,” tegasnya.

Hal senada juga ditegaskan Ketua MUI Kabupaten Gowa, KH Drs Abu Bakar Paka. “Setiap agama menekanakan untuk menjaga jiwa dan adanya larangan saling membunuh. Saling menjaga, baik jiwa, menjaga keturunan dan berkehidupan, menjaga harta dan juga menjaga agama. Tak ada yang mengajarkan untuk membunuh,” jelasnya.

Dialog publik ini dipandu Ketua DPC SPI yang juga bertindak Ketua Panitia kegiatan, Usman Baddu.(*)

Penulis: Udin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *