INFOKINI.ID, GOWA– Banyaknya keluhan dari pelanggan PDAM Gowa karena pelayanan yang belum maksimal melatar belakangi PDAM Gowa menggaet berinvestasi melalui sistem kredit dengan nilai investasi sebesar Rp15 miliar. Proyek ini berkapasitas melayani 100 liter perdetik. Sehingga diharapkan dengan investasi ini, tidak akan ada lagi keluhan pelayanan dari 40.200 lebih pelanggan PDAM di Gowa. Diakui Direktur Utama PDAM Gowa, H Hasanuddin Kamal SH MH, cara investasi ini telah melalui persetujuan komisaris PDAM. Hasanuddin menilai persoalan pelayanan yang tidak merata sekaligus solusi untuk bisa mengembangkan pelayanan kepada masyarakat yang belum terlayani sarana air bersih dari PDAM hanya dengan sistem investasi. Apalagi kondisi saat ini, tidak ada ada tanda-tanda akan dikucurkannya dana baik APBN maupun APBD untuk keluhan pelanggan ini.
“Ini tanggungjawab moril kami di PDAM. Tak ada solusi lain, selain membangun instalasi. Tanggungjawab pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk instalasi di kondisi saat ini memang tidak memungkinkan. PDAM hanya operator. Tapi dalam situasi ini kami tidak boleh tinggal diam. Oleh sebab itu, kami mengajukan opsi kepada pemilik PDAM untuk membangun tanpa mengharap APBN dan APBD. Alhamdulillah tahun 2019 lalu, PDAM diberikan regulasi izin untuk bangun dengan sistem credit. Tender kita bangun, lalu nanti kami cicil. Di sulsel, baru PDAM Gowa yang lakukan itu. Dan dari koordinasi ke pihak kejaksaan dan kepolisian yang mendampingi kami, sistem itu dinyatakan memungkinkan, apalagi ini termasuk proyek strategis. Untuk ini, saya sudah sampaikan ke bupati dan juga dalam rapat kerja di DPRD. Karena ini murni dana swasta, maka saya juga berhati-hati. Kehati-hatian inilah, yang membuat saya menggandeng kejaksaan dan kepolisian dalam proyek investasi ini, mulai dari perencanaan, pelelangan, hingga pelaksanaan,” papar Ketua Perpamsi Sulsel ini.
Hasanuddin menjelaskan bahwa keluhan sejumlah pelanggan yang tidak bisa terlayani dalam 24 jam disebabkan minusnya kapasitas produksi. Kondisi saat ini jelas Hasanuddin, sudah tidak seimbang antara jumlah pelanggan dan kapasitas produksi yang ada. “Hanya itu satu-satunya jalan untuk selesaikan persoalan pelayanan yang tidak merata dan yang belum terlayani. Kita berharap semua bisa rampung selesai sesuai schedule, yaitu di akhir tahun 2020. Sehingga tidak lagi ada keluhan tentang pelayanan 24 jam,” jelasnya.
Tentang pelanggan baru, Hasanuddin merincikan bahwa masih ada sekitar 30 ribu masyarakat yang belum terlayani sarana air bersih PDAM. Olehnya, saat invetasi ini rampung, Hasanuddin akan memfokuskan membuka pelanggan baru pada 5 wilayah di dataran rendah, yaitu Kecamatan Pallangga, Somba Opu, Pattallassang, Bontomarannu, dan Barombong. “Dari investasi ini, kita hanya bisa membuka sekitar 8.000 sambungan baru. Sisanya yang belum tercover, kita harapkan akan bisa terlayani dengan program Mamminasata, yang direncanakan berkapasitas 1000 liter perdetik. “Awalnya kami optimis, semua masyarakat bisa terlayani dengan program Mamminasata. Namun hingga 8 tahun berjalan program ini juga belum terealisasi. Sehingga pilihan cara investasi ini, kami pilih untuk mengatasi keluhan pelanggan yang ada,” tegasnya, seraya menggaransikan bahwa hal yang wajib bagi PDAM untuk melayani pengantaran air bersih, jika dalam waktu 1×24 jam pelanggan tidak mendapatkan air bersih. “Pengantaran air bersih dilakukan secara gratis dengan armada PDAM,” ujarnya.(*)
















