INFOKINI.ID, MAKASSAR– Persit Kartika Chandra Kirana merupakan bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat. Sebagai sebuah organisasi istri TNI AD, persit diharapkan bisa turut membantu mensukseskan program pemerintah yang bermuara pada peningkatan kesejahteraan dan derajat kesehatan masyarakat. Salah satunya, menurunkan angka stunting di Indonesia. Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Daerah XIV/Hasanuddin Desi Totok Imam Santoso menyebut, persit harus mampu menjadi support system dan contoh yang baik bagi masyarakat. Menurutnya, semua hal harus dimulai dari lingkungan persit itu sendiri. Olehnya, terkait upaya penurunan stunting, Desi Totok mengatakan, telah menggandeng sejumlah pihak, seperti BKKBN untuk memberikan arahan dan edukasi kepada seluruh anggota Persit Hasanuddin.
“Kita gandeng BKKBN untuk memberikan arahan dan edukasi kepada seluruh persit. Karena semua harus dimulai dari lingkungan kita sendiri dulu baru kemudian keluar. Persit harus menjadi support system dan contoh yang baik bagi masyarakat sekitarnya. Pengetahuan terkait stunting harus dimiliki persit untuk kemudian bisa mengedukasi masyarakat. Demikian pula dengan contoh yang baik tentang mendidik anak, pola hidup yang sehat, dan soal gizi. Sehingga kita berharap upaya seperti ini mampu memberikan kontribusi bagi penurunan angka stunting,” jabar Desi Totok Imam, saat ditemui usai serah terima Pejabat Utama (PJU) Kodam Hasanuddin.
Desi Totok juga menyebut, pengukuhan sebagai Bunda Anak Asuh Stunting (BAAS) memiliki makna besar terhadap amanah yang diemban. “Persit itu bagian dari masyarakat. Sehingga peran yang dijalankan, terkait bagaimana kita berusaha agar masyarakat bisa merasakan kesejahteraan dan peningkatan derajat kesehatan. Skita berharap seluruh program pemerintah bisa berjalan baik dan lancar. Kunjungan yang kita lakukan ke Korem, menjadi bagian dari sosialisasi dan edukasi kepada seluruh persit. Walaupun di lingkungan kami tidak ada ditemukan anak stunting, tetapi dalam setiap pertemuan, himbauan untuk tetap menjaga kesehatan dan memanfaatkan layanan posyandu terus dilakukan. Kita berharap seluruh persit yang ada bisa memberikan pengaruh baik bagi lingkungan sekitarnya,” ujar Desi Totok.

Terkait pengarahan dan edukasi stunting di kalangan persit, Ketua Persit KCK Cabang XI Dim 1408/Mks Cut Mutiarani Nurman Syahreda mengatakan, sosialisasi yang menghadirkan BKKBN menjadi tindak lanjut dari pengukuhan Pangdam dan Ibu serta para Dandim sebagai Bapak dan Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS) beberapa waktu lalu. “Stunting ini adalah masalah yang dihadapi pemerintah. Edukasi tentang stunting kepada persit, selain untuk pengetahuan pribadi juga diharapkan para persit bisa menjadi duta stunting dan mengedukasi masyarakat di sekitarnya. Sehingga program penurunan dan pencegahan angka stunting bisa dicapai,” jelas Tia Syahreda.
Dari data BKKBN, angka stunting secara nasional masih berada pada posisi 24,4 persen. Dan Sulsel, menjadi provinsi yang angka stuntingnya berada di atas angka nasional, yaitu 27,4 persen ditl tahun 2021 lalu. Hal ini menjadi perhatian serius pemerintah. Oleh sebab itu, upaya pencegahan dan penurunan stunting terus dilakukan, salah satunya melalui peran TNI dan Persit.
Stunting merupakan kondisi gangguan kesehatan karena kekurangan gizi secara kronis (dalam jangka waktu lama), yang terjadi pada masa emas, yaitu 1000 hari pertama masa pertumbuhan anak, sejak di dalam kandungan hingga lahir.(*)
















