INFOKINI.ID, MAKASSAR– Program peduli terhadap masyarakat tak mampu untuk program Bedah Rumah Tidak layak Huni (RTLH) tahap kedua kembali dilaksanakan dengan sasaran 34 unit rumah yang tersebar di tiga provinsi, yaitu Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat dan Sulawesi Tenggara (Sulselbatra). Empat rumah diantaranya dari program ini merupakan bantuan langsung dari Kasad Jenderal TNI Dudung Abdurachman. Launching bedah RTLH dilakukan Pangdam XIV/Hasanuddin Mayjen TNI Totok Imam Santoso, Senin (6/3/2023) secara vicon dari salah satu lokasi bedah RTLH di Kota Makassar, yang terletak di Jalan Singa Lr 1 Kelurahan Bontobiraeng, Kecamatan Mamajang. Hadir di kesempatan itu, Kasdam XIV/Hasanuddin, jajaran Pejabat Utama Kodam XIV/Hasanuddin, Kabalak, danrem, Dandim, dan pemerintah daerah setempat lokasi bedah rumah.

“Setelah sebelumnya bedah RTLH dilakukan pada 29 rumah, tahap kedua ini kita kembali lakukan untuk 34 rumah di tiga provinsi, yaitu Sulsel, Sulbar dan Sulawesi Tenggara. Empat rumah diantaranya dibantu oleh Kasad. Program ini kita upayakan akan berkesinambungan dan jumlahnya bisa bertambah di tahap selanjutnya. Kita berharap juga masyarakat yang mampu dan stake holder lainnya bisa ikut membantu, karena memang masih banyak masyarakat yang harus kita bantu. Ini yang kita bisa lakukan, karena sesuai perintah Kasad bahwa kita, khususnya TNI AD harus peduli dan keberadaannya bisa bermanfaat bagi masyarakat. Tidak ada anggaran khusus untuk bedah rumah ini, karena kita bersinergi bersama, termasuk dengan sejumlah institusi,” jelas pangdam.
Pangdam di kesempatan vicon, juga melakukan dialog dengan masyarakat, yang menjadi sasaran program bedah RTLH, seperti dari Kodim Sidrap, Kodim Pasangkayu, dan Kodim Buton. “Harapan kita setelah dibedah, rumah masyarakat akan lebih bagus dan tentu lebih layak huni. Kita ingin dicintai tetapi lebih baik lagi jika kita mencintai rakyat. Kebersamaan ini dari kita untuk kita dan berbahagia bersama. Bapak dan ibu senyum, kita juga senyum.,” jelas jenderal bintang dua ini.

Bedah RTLH menjadi bagian dari karya bakti prajurit sekaligus menjadi implementasi dari perintah harian Kasad Jenderal TNI Dudung Abdurachman. Tak hanya itu saja, kepedulian terhadap masyarakat yang kurang mampu ini juga menjadi bagian dari penjabaran slogan ‘6K di Hati Kita’. Slogan ‘6K di Hati Kita’ ini dicetuskan oleh Mayjen Totok Imam saat diamanahkan sebagai Pangdam Hasanuddin. Diharapkan slogan 6K yang terdiri dari Karakter, Kapabel, Kontemporer, Kompak, Kesemestaan dan Kerakyatan ini, menjadi pedoman prajurit dalam menjalankan amanahnya pada bangsa dan negara, sebagai prajurit TNI AD yang berasal rakyat, selalu bersama rakyat dan berbuat hanya untuk kepentingan rakyat.
Selain bedah RTLH, pangdam juga memberikan bantuan bagi panti asuhan dan lintas agama, penanganan stunting, serta makan bersama ala tentara dengan menggunakan piring ompeng berbahan aluminium. “Sore ini kita ingin berbagi kepada masyarakat. Kita juga makan bersama ala militer. Artinya, kita sama. Kebersamaan ini bisa kita kembangkan, pupuk dan tingkatkan. Karena semua adalah aset bangsa. Kebersamaan ini dari kita untuk kita, dengan harapan kita berbahagia bersama,” ujar pangdam.

Di Makassar, bedah RTLH untuk wilayah Kodim 1408/Makassar, salah satunya dilakukan pada rumah milik Zulkarnain, seorang buruh harian lepas berusia 68 tahun. Selain diperbaiki lantai dan atapnya, rumah Zulkarnain yang terletak di Jalan Singa ini juga akan dibangunkan kamar. Estimasi kegiatan perbaikan melibatkan sedikitnya 12 orang personil kodim 1408/Makassar dan akan berlangsung selama 21 hari, terhitung sejak 6 Maret 2023 hingga 27 Maret 2023.
“Terima kasih banyak kepada pangdam. Tidak pernah saya dibayangkan rumah saya bisa diperbaiki. Selain bocor juga kadang masuk air kalau musim hujan. Sehari-hari saya hanya buruh harian. Jadi jangankan untuk perbaiki rumah, untuk makan saja terkadang kalau tidak ada kerjaan hanya mengharapkan dari teman, tetangga dan saudara,” aku Zulkarnain, yang menyebutkan bahwa dirinya sudah beberapa periode terakhir penyaluran bantuan dari dinas sosial tidak pernah mendapatkan bantuan lagi. “Dulu pernah dapat karena pengalihan dari orang tua saya yang telah meninggal. Tapi hanya beberapa kali. Setelah itu hingga saat ini tidak pernah lagi,” jelasnya.(*)
















