Infokini.id, Jakarta– Pelarangan mudik menggunakan transportasi laut yang dikeluarkan sejak 24 April 2020 oleh pemerintah disikapi PT Pelni (Persero). Dari aturan tersebut, Pelni memutuskan untuk tak lagi menjual tiket hingga 8 Juni 2020 mendatang. Hal ini disampaikan Kepala Kesekretariatan Perusahaan PT Pelni (Persero), Yahya Kuncoro, (24/4/2020) dalam rilisnya. “Berdasarkan aturan tersebut, manajemen telah memutuskan untuk tidak menjual tiket kepada pelanggan hingga tanggal 8 Juni 2020. Sementara waktu kami akan mempersiapkan seluruh kapal penumpang kami untuk mengangkut muatan logistik. Manajemen akan berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan selaku regulator untuk mengatur pola trayek agar dapat berjalan secara maksimal,” ungkapnya.
Meski berat, namun Yahya mengaku di tengah situasi pandemik Covid-19, PT Pelni (Persero) berkomitmen untuk terus memaksimalkan pelayanan kapal-kapalnya baik itu untuk angkutan penumpang maupun angkutan logistik. “Pelni selalu siap untuk mengoperasikan kapal-kapalnya secara bergantian menuju wilayah yang tetap membuka pelabuhannya untuk angkutan barang,” terang Yahya.
Dalam hal transportasi logistik, Yahya menambahkan bahwa sekitar 50 persen kapal penumpang Pelni memiliki ruang yang dapat dimaksimalkan untuk mengangkut muatan kontainer, baik itu dry maupun reefer container, general cargo. Bahkan beberapa kapal mampu mengangkut kendaraan.
“Pelni sendiri memiliki komitmen untuk membantu pemenuhan kebutuhan logistik di seluruh wilayah di Indonesia, terutama Indonesia Timur sehingga dapat menjaga stabilitas kebutuhan barang di Indonesia,” tambah Yahya. Sementara itu, Pelni akan tetap mengoperasikan kapal perintis guna mengamomodir kebutuhan transportasi masyarakat yang berada di wilayah Tertinggal, Terpencil, Terdepan dan daerah Perbatasan (T3P) yang ingin memenuhi kebutuhan pokok ataupun bekerja. “Tentu sebelum melakukan kegiatan operasional, kami akan memeriksa kesehatan seluruh kru yang bertugas sesuai dengan prosedur yang ada. Kami akan pastikan semua kru dalam keadaan sehat dan memenuhi standar untuk melakukan pelayaran,” ungkap Yahya.
Beberapa kapal telah dijadwalkan akan kembali melakukan operasional, diantaranya KM Sinabung berlayar pada 24 April 2020 dari Tg Priok menggantikan rute yang dioperasikan KM Kelud. KM Gunung Dempo beroperasi pada 24 April 2020 dan melakukan omisi Manokwari, Nabire, Wasior serta deviasi di Ambon. KM Labobar dijadwalkan akan berangkat dari Pelabuhan Surabaya pada 27 April 2020. KM Ciremai akan berangkat dari Pelabuhan Tg Priok pada 29 April 2020 dan kapal melakukan omisi Manokwari dan deviasi di Namlea. KM Dobonsolo akan berangkat pada tanggal 4 Mei 2020. KM Nggapulu dijadwalkan akan berangkat melalui Pelabuhan Tg Priok pada 6 Mei 2020 serta melakukan omisi di Banda, Kaimana dan Fak-Fak. “Masyarakat dapat memantau info terbaru melalui laman website maupun akun sosial media resmi Perusahaan serta call center PELNI 162,” tutup Yahya.(lin)
















