INFOKINI.ID, MAKASSAR– Pemadaman listrik bergilir yang terjadi di Sulawesi Selatan (Sulsel) yang menjadi lebih lama, yaitu kisaran 5 hingga 6 jam, disebut sebagai imbas belum pulihnya pasokan terhadap Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), pasca kemarau panjang. Pemadaman yang sebelumnya hanya 3 hingga 4 jam dan kini bertambah lebih lama, semakin meresahkan masyarakat.
Saat dikonfirmasi, General Manager PLN Unit Induk Distribusi Sulsel, Sultra dan Sulbar (UID Sulselrabar), Moch Andy Adchaminoerdin menjelaskan, hujan yang mulai turun beberapa hari terakhir, belum bisa sepenuhnya memulihkan pasokan bagi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Andy juga menambahkan, PLN juga masih terus melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC), khususnya di daerah tangkapan air di sekitar lokasi PLTA. Kondisi ini jelasnya, juga disebabkan manajemen beban yang harus dilakukan dari pemeliharaan (maintenance) Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang selama ini dimaksimalkan produksinya.
Menurutnya, sistem kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel) sangat bergantung pada sumber listrik dari PLTA, yaitu sebesar 33 persen dari total pasokan listrik. “Kami upayakan juga dengan penambahan pembangkit yang saat ini sudah masuk 30 MW. Tambahan 50 MW juga akan dilakukan pada akhir Desember 2023 mendatang,” ujarnya, Senin (27/11/2023)
Andy menambahkan bahwa PLN terus mengupayakan penambahan pembangkit dan optimalisasi sistem interkoneksi dan sistem kelistrikan Sulbagsel, yang terhubung mulai dari Sulsel daratan, Sulbar, Palu (Sulteng) dan Sultra daratan sehingga bisa saling menopang.
“Kami juga sedang lakukan percepatan penambahan pembangkit Inter Temporary Capacity di Punagaya sebesar 200 MW, yang ditargetkan masuk sistem pada Maret 2024,” ungkapnya.
Terkait pemadaman listrik yang menjadi lebih lama, Andy menyampaikan permohonan maaf dan berharap masyarakat bersedia bahu membahu, dengan menurunkan penggunaan pemakaian listrik sehari-hari hingga sistem kelistrikan pulih.
“Untuk mengurangi dampak dan durasi padam, mohon dukungan masyarakat untuk sementara waktu ini agar bersama-sama mengurangi pemakaian listriknya sekitar 30 persen selama masa pemulihan pembangkit,” imbuhnya.(*)
















