INFOKINI.ID, GOWA– Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Kampus Sulawesi Selatan memberikan pembekalan budaya lokal kepada 109 praja IPDN, melalui kunjungan wisata edukasi di Museum Balla Lompoa, Sabtu (7/9/2024). Pembekalan materi tersebut untuk mengenalkan budaya lokal sebagai salah satu upaya menanamkan rasa cinta terhadap tanah air, sekaligus mengenalkan jati diri bangsa. Hal ini diungkapkan Ketua Sena IPDN Kampus Sulsel, Drs H Hamzah Jalante, saat mendampingi praja yang terdiri dari 74 praja putra dan 35 praja putri di Museum Balla Lompoa. Hadir di kesempatan tersebut, Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Gowa Ratnawati, SE, Ketua Sena IPDN Kampus Sulsel Drs H Hamzah Jalante, dan Kabid Kebudayaan Disparbud Gowa Ikbal Tiro.

“Mereka hadir di sini sebagai bagian dari pengenalan budaya lokal lebih dekat lagi. Hadirnya kampus daerah di sejumlah provinsi juga menjadi bagian dari pengenalan budaya lokal dalam upaya menanamkan rasa cinta tanah air dan pengenalan lebih dalam tentang jati diri bangsa. Salah satunya adalah di Kabupaten Gowa ini. Kampus IPDN yang terletak di Kecamatan Pallangga ini, tentu mendekatkan kita dengan Kerajaan Gowa sebagai bagian dari khasanah budaya dan informasi tentang bagaimana pemerintahan di masa lalu. Kunjungan ini menjadi edukasi kepada praja tentang sejarah perkembangan penyelenggaraan pemerintahan di masa lalu, budaya serta benda sejarah yang ada di Sulsel khususnya Gowa,” jabar Drs H Hamzah.

Di kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Gowa, Ratnawati dalam penyambutannya mengapresiasi kunjungan para calon pemimpin pemerintahan di masa depan itu. Ratnawati juga mengungkapkan, bahwa sistem penyelenggaraan pemerintahan di masa Kerajaan Gowa telah menerapkan sistem kedaulatan rakyat.
“Museum ini adalah kediaman raja Gowa dan keturunannya, yang kemudian beralih fungsi menjadi Museum Balla Lompoa. Raja Gowa pertama adalah Tumanurung Bainea, yang merupakan seorang perempuan. Tumanurung Bainea menjadi raja dengan sebuah kesepakatan bahwa kedaulatan terletak di tangan rakyat. Teori kedaulatan rakyat telah lebih dulu diterapkan di Gowa, yaitu sekitar tahun 1925. Itu berarti Gowa sudah lebih awal terapkan teori kedaulatan rakyat. Dan itu juga menandakan bahwa Kerajaan Gowa sudah visioner tentang pentingnya kedaulatan rakyat. Raja Gowa terakhir, didaulat menjadi Bupati Gowa pertama saat kerajaan beralih ke sistem pemerintahan,” jabar Ratnawati.
Dalam kunjungan tersebut, praja IPDN disuguhkan budaya lokal berupa tarian penyambutan dari yayasan Seni Katangka Gowa. Praja juga melihat langsung sejumlah benda sejarah dan benda pusaka yang ada di Museum Balla Lompoa.(*)
















