BMKG Sebut Sulsel Sudah Memasuki Musim Hujan pada November

ilustrasi ()

INFOKINI.ID, MAKASSAR – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar, mengeluarkan rilis terkait perkiraan musim hujan untuk tahun 2020/2021.

Kepala Stasiun Klimatologi Maros, Hartanto dalam keterangannya mengatakan bahwa, pantauan musim kemarau menunjukkan seluruh wilayah Sulawesi Selatan telah memasuki sejak Agustus 2020.

“Kecuali Enrekang bagian timur, Sidrap bagian utara, Luwu bagian selatan dan Pinrang bagian barat,” kata Hartanto, Selasa (22/9/2020).

Hal tersebut berdasarkan pantauan hari tanpa hujan berturut-turut hingga September dasarian I tanggal 1 sampai 10 menunjukkan di sebagian besar wilayah Sulsel bagian barat dan selatan tidak mengalami hujan dari 6 hingga 10 hari.

Menurut Hartanto, awal musim kemarau telah berlangsung mulai bulan Mei dan Juni 2020 di sebagian besar Provinsi Sulawesi Selatan. Hal itu berdampak terhadap berkurangnya air untuk sektor pertanian.

“Jadi, suplai air hujan baru akan terjadi seiring memasuki pertengahan hingga akhir November, sehingga memerlukan adaptasi di saat masa awal tanam padi,” tuturnya.

Olehnya itu, sebut dia, masyarakat diminta agar waspada terhadap peningkatan munculnya potensi puting beliung di saat-saat peralihan dari musim kemarau ke musim hujan pada Oktober hingga November 2020.

“Sementara itu, berdasarkan analisis dan prediksi kondisi dinamika atmosfer dan laut yang berperan dalam pembentukan cuaca-iklim di Indonesia dapat kami sampaikan bahwa prakiraan musim hujan 2020/2021 Provinsi Sulsel meliputi 24 zona musim,” jelasnya.

Dimana, awal musim hujan diprakirakan terjadi sebagian besar pada November 2020 dengan jumlah ZOM 50% dari 24 ZOM, di daerah Sulsel bagian barat dan selatan. Sebagian Maret 2021 sebesar 25 % dari 24 ZOM di daerah Sulsel bagian timur.

Untuk itu, dibandingkan dengan rata-rata data pada 30 tahun lalu, yakni 1981 hingga 2010, awal musim hujan diprakirakan umumnya “mundur” 1 dasarian. Dan sifat hujan musim hujan diprakirakan dominan dalam kisaran normal.

“Jadi, puncak musim hujan diprakirakan Januari 2021 di wilayah Sulawesi Selatan bagian barat serta Mei dan Juni 2021 di wilayah Sulawesi Selatan bagian timur,” tuturnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa, pada saat puncak musim hujan di wilayah Indonesia yang harus diwaspadai untuk daerah-daerah yang rentan adalah kemungkinan adanya bencana tanah longsor dan banjir.

“Selain itu perencanaan pembangunan infrastruktur perlu mempertimbangkan puncak musim hujan terebut,” jelas Hartanto.

Selain itu, kata dia, untuk wilayah non zom seperti Luwu Timur, Luwu Utara, Toraja Utara, jumlah curah hujan periode Oktober 2020 sampai dengan Maret 2021 berkisar 1500 hingga 2000 mm.

“Dengan sifat musim hujan diprakirakan dominan berkisar normal-atas normal,” imbuhnya.

Untuk lebih mengetahui informasi prakiraan musim hujan Provinsi Sulawesi Selatan 2020/2021, masyarakat dapat mengunduh di laman resmi, http://gg.gg/PMH-2020-2021 . (MuSa)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *